39 tahun......waktu yang cukup lama, jika dihitung dengan usia rata-rata kita yang berkepala lima, lebih dari separohnya sudah kita jalani.. Waktu pulalah yang secara pelan tapi pasti menutup memori ingatan,
menghapus kenangan yang ada di pikiran kita, bahkan membutakan mata terhadap seseorang yang berada dihadapan kita. Terima kasih buat Jan Koum, pencipta sekaligus pemilik WhatsApp, yang membantu mempersatukan 'balung pisah'. Adalah Fakhrudin atau Udin, yang dengan ide cemerlangnya pada tanggal 2 Maret 2015 mengcreate grup SMP 3 Alumni'76 dan ini merupakan langkah awal untuk mempersatukan balung-balung yang sudah puluhan tahun berpisah sebagai bagian dari arema yang pernah mengenyam pendidikan di SMP Negeri 3 Malang.
'Lha iyo, Tiek, sak umpomo katemu nang dalan yo nggak bakalan tak sopo, wong pancene nggak eling', salah satu posting-an WA-ne Herry Keliek Tjahjono menanggapi postingan Atiek, putrinya bu Samad.
"Ayo foto diri masing2, ben eling maneh karo koco lawas, wis berpuluh tahun yoo.."salah satu celetukan Dewi Tejowati, karena penasaran dengan wajah-wajah teman lama yang dalam bayangannya sudah sangat berubah. Pelahan dan pasti banyak temen yang gabung sekaligus memperkenalkan diri lagi. Agus Permadi (yang bukan apa-apanya Permadi yang paranormal...lho) upload kartu siswa, cek primpen-e nek nyimpen rek !
Armadhani 'Ima' Rhythmayanti posting foto terkini, uakeh sing pangling. Idem, Lilies-nya bu Siti, guru fisika, tampil anggun dengan foto terkini..dan Esti-pun sama sekali nggak ingat. Rina Widyati, apalagi. Bahkan, ada yang nggak tahu bahwa kami lulusan smp tahun 76. Untuk itu kami sepakat mendeclare sebagai gang pitunem. Banyak yang belum tahu dan kaget kalau Bambang Chotib, Bambang Sutopo, Eri Kusuma dan Panca Rahman (mungkin masih ada yang lain) sudah almarhum. Semoga almarhum teman-teman kita kusnul kotimah, amiinn.
Udin nyari ijasah smp dan menscan dan selanjutnya di posting di WA. Untuk yang terakhir ini, banyak teman yang masih ingat..Udin,
Dan ...hari itu, jumat 3 april 2015, saat-saat yang mencairkan kerinduan, kealpaan, ketidaktahuan keberadaan, keadaan, kesiapaan teman, sohib, nawak yang sejak dulu merupakan bagian dari canda, tawa dan keseriusan selama tiga tahun (kecuali sing nggak munggah lho..) menempuh Sekolah Menengah Pertama Negeri Tiga Malang.
Name tag, yang disiapkan Ima dan Rina, membantu teman-teman untuk saling mengenal dan mengingat-ingat kembali memori yang sudah tersimpan puluhan tahun yang lalu. Koen sopo ? Yok opo kabar-e..? Saiki ndek ndi ? Anakmu piro Wis mantu ta ? Putu-ne piro ? Pertanyaan yang lazim dan terucap diantara kita karena rasa keinginan tahunan yang terpendam. Sedikit demi sedikit rasa penasaran yang tercermin pada posting-an melalui obrolan virtual melalui grup WA, mulai terkuak.
Herlin tampak serasi dengan pasangannya, Farial Anwar, yang ipar-an dengan Rina Widyati. Esti Vidyantari masih menduga-duga sekaligus mengingat-ngingat teman yang yang diajak ngobrol. Sri 'Eboy' Mulyani, Iyun, Renny, Si Kembar (Cie & Wied), Ceting, Enny Irawati dan Dani asik banget nggedabrus.
Reza, yang bersama keluarga hadir jauh-jauh dari Balikpapan.
Agung Pramono, jenderal AL, sing parlente. Levi dan Udin, 'provokator' acara yang tinggi mobilitasnya untuk mengatur jalanya acara. Mardi RukmiAnto dengan kejenakaannya menambah susana lebih segar dan fun. Ndari sibuk dengan biodata teman-teman di laptop yang bisa dilihat di screen. Tutut, Andarwati, Yuli, Sri Mulyati, Nandiah asik ngobrol. Dece, Dayat, Atiek, Endang, Wiwik ngrumpi dewe. Gipuk, Budi Raharjo, Yoyok, Wal Koplo, Razak, Bustami, Kukuh, Eko Kocin, Reza guyon abiss. Budi Ojite Tarno, seniman lulusan Ikip asik diskusi karo Sapto, Budi gendut, Gozali, Nungki, Pent Haryoto, Iwan, Agung.
Kehadiran bapak Muyoto , bu Naniek Muyoto, bu Sri Mumpuni dan bu Roeslan semakin mengakrabkan dan mengingatkan kembali kontribusi guru-guru pengajar dalam memberikan ilmu bagi anak didiknya ....walaupun sempat muncul canda dari teman terhadap beberapa guru yang pernah menghukum dan teringat sampai saat ini. Luar biasa....
Sepatah kenangan dari beberapa teman sebagai ungkapan memori masa lalu sekaligus menyegarkan kembali kejadian-kejadian yang mengesankan dan terpatri sampai saat ini. Demikian juga dengan kesan-kesan dari ibu guru pembimbing. Alunan lagu dari biduan bidunita glokal menambah keringan dan keakraban sesama nawak.
Akhirnya lagu Kemesraan milik Iwan Fals, mengakhiri pertemuan pitunem malam dengan membawa kebahagian, kebahagian dan kesan yang mendalam buat semua hadirin dengan harapan ada pertemuan untuk silaturahmi yang intens di waktu yang akan datang dengan semboyan nawak forever.
'Lha iyo, Tiek, sak umpomo katemu nang dalan yo nggak bakalan tak sopo, wong pancene nggak eling', salah satu posting-an WA-ne Herry Keliek Tjahjono menanggapi postingan Atiek, putrinya bu Samad.
"Ayo foto diri masing2, ben eling maneh karo koco lawas, wis berpuluh tahun yoo.."salah satu celetukan Dewi Tejowati, karena penasaran dengan wajah-wajah teman lama yang dalam bayangannya sudah sangat berubah. Pelahan dan pasti banyak temen yang gabung sekaligus memperkenalkan diri lagi. Agus Permadi (yang bukan apa-apanya Permadi yang paranormal...lho) upload kartu siswa, cek primpen-e nek nyimpen rek !
Armadhani 'Ima' Rhythmayanti posting foto terkini, uakeh sing pangling. Idem, Lilies-nya bu Siti, guru fisika, tampil anggun dengan foto terkini..dan Esti-pun sama sekali nggak ingat. Rina Widyati, apalagi. Bahkan, ada yang nggak tahu bahwa kami lulusan smp tahun 76. Untuk itu kami sepakat mendeclare sebagai gang pitunem. Banyak yang belum tahu dan kaget kalau Bambang Chotib, Bambang Sutopo, Eri Kusuma dan Panca Rahman (mungkin masih ada yang lain) sudah almarhum. Semoga almarhum teman-teman kita kusnul kotimah, amiinn.
Udin nyari ijasah smp dan menscan dan selanjutnya di posting di WA. Untuk yang terakhir ini, banyak teman yang masih ingat..Udin,
Dan ...hari itu, jumat 3 april 2015, saat-saat yang mencairkan kerinduan, kealpaan, ketidaktahuan keberadaan, keadaan, kesiapaan teman, sohib, nawak yang sejak dulu merupakan bagian dari canda, tawa dan keseriusan selama tiga tahun (kecuali sing nggak munggah lho..) menempuh Sekolah Menengah Pertama Negeri Tiga Malang.
Name tag, yang disiapkan Ima dan Rina, membantu teman-teman untuk saling mengenal dan mengingat-ingat kembali memori yang sudah tersimpan puluhan tahun yang lalu. Koen sopo ? Yok opo kabar-e..? Saiki ndek ndi ? Anakmu piro Wis mantu ta ? Putu-ne piro ? Pertanyaan yang lazim dan terucap diantara kita karena rasa keinginan tahunan yang terpendam. Sedikit demi sedikit rasa penasaran yang tercermin pada posting-an melalui obrolan virtual melalui grup WA, mulai terkuak.
Herlin tampak serasi dengan pasangannya, Farial Anwar, yang ipar-an dengan Rina Widyati. Esti Vidyantari masih menduga-duga sekaligus mengingat-ngingat teman yang yang diajak ngobrol. Sri 'Eboy' Mulyani, Iyun, Renny, Si Kembar (Cie & Wied), Ceting, Enny Irawati dan Dani asik banget nggedabrus.
Reza, yang bersama keluarga hadir jauh-jauh dari Balikpapan.
Agung Pramono, jenderal AL, sing parlente. Levi dan Udin, 'provokator' acara yang tinggi mobilitasnya untuk mengatur jalanya acara. Mardi RukmiAnto dengan kejenakaannya menambah susana lebih segar dan fun. Ndari sibuk dengan biodata teman-teman di laptop yang bisa dilihat di screen. Tutut, Andarwati, Yuli, Sri Mulyati, Nandiah asik ngobrol. Dece, Dayat, Atiek, Endang, Wiwik ngrumpi dewe. Gipuk, Budi Raharjo, Yoyok, Wal Koplo, Razak, Bustami, Kukuh, Eko Kocin, Reza guyon abiss. Budi Ojite Tarno, seniman lulusan Ikip asik diskusi karo Sapto, Budi gendut, Gozali, Nungki, Pent Haryoto, Iwan, Agung.
Kehadiran bapak Muyoto , bu Naniek Muyoto, bu Sri Mumpuni dan bu Roeslan semakin mengakrabkan dan mengingatkan kembali kontribusi guru-guru pengajar dalam memberikan ilmu bagi anak didiknya ....walaupun sempat muncul canda dari teman terhadap beberapa guru yang pernah menghukum dan teringat sampai saat ini. Luar biasa....
Sepatah kenangan dari beberapa teman sebagai ungkapan memori masa lalu sekaligus menyegarkan kembali kejadian-kejadian yang mengesankan dan terpatri sampai saat ini. Demikian juga dengan kesan-kesan dari ibu guru pembimbing. Alunan lagu dari biduan bidunita glokal menambah keringan dan keakraban sesama nawak.
Akhirnya lagu Kemesraan milik Iwan Fals, mengakhiri pertemuan pitunem malam dengan membawa kebahagian, kebahagian dan kesan yang mendalam buat semua hadirin dengan harapan ada pertemuan untuk silaturahmi yang intens di waktu yang akan datang dengan semboyan nawak forever.