|
Masjid Baiturahman, Banda Aceh, 2010 |
Sebagai umat muslim yang konsisten dalam menjalankan rukum
Islam, keberadaan masjid merupakan kebutuhan rohaniah yang sangat diperlukan.
Perjalanan safar atau berdiam di tempat baru yang pertama dicari adalah dimana
masjid yang terdekat untuk bisa menjalankan kewajiban sholat fardhu.
|
Samarinda Islamic Centre (2018) |
Bahkan
perjalanan wisatapun dikemas dalam bentuk kunjungan ke masjid-masjid para wali
atau ulama. Tak kalah trend dalam mengikuti strategi pemasaran, pengembang property, walaupun mayoritas non muslim, minta kepada
konsultan arsiteknya untuk mendesain masjid atau mushola sebagai salah bagian
pelayanan pada pusat-pusat perbelanjaan kelas atas yang akan akan dibangun.
Alhamdulillah..demikian masifnya kesadaran gerakan membangun masjid atau
mushola, di kampung-kampung banyak mushola direhab dengan desain kekinian
dengan fasilitas penyejuk udara dengan semangat ingin memberi rasa nyaman dan
khusuk dalam beribadah.
Demikian juga di wilayah pedesaan, masjid Muhajirin nun di pelosok desa
Mataosu, Kec. Watubangga Selatan, yang biasa ditempuh dengan waktu tiga
jam dari ibukot Kab. Kolaka, Sultra. Dengan kondisi seadanya, warga desa merasa nyaman untuk beribadah. Atau
masjid Darul Bahar di pulau Kera, pantai lepas kota Kupang NTT. Dalam kondisi
apapun mushola, masjid, lapangan atau ruang terbuka yang biasa digunakan untuk
berdialog dengan Alloh merupakan rumah Alloh. Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan , al-ardhu masjid (bumi
adalah masjid). Dengan demikian bumi ini bersih dan dapat digunakan untuk
bersujud. Pendaki yang sholat di
lereng gunung, pengguna transportasi umum yang sedang ‘sujud’ menghadap sang
Khaliq, seorang pemain bola yang melaksanakan kewajiban fardhunya si-sela-sela
waktu istirahat di ruang ganti pakaian
|
Masjid Darul Bahar(atas) & Masjid Muhajirin (bawah) |
atau seorang pemulung yang berwudhu
dilanjutkan sholat di atas tumpukan karton berkas di jembatan, sama dengan orang yang sujud di atas
sajadah di rumah atau di masjid. Masjid dalam perspektif Alquran tidak selamanya berarti
bangunan khusus untuk beribadah bagi umat Islam. Peristiwa Isra Mi’raj merupakan tonggak bersejarah
icon umat muslim sebagai rekapitulasi cara beribadah umat-umat sebelum
Rasululah SAW. Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, yang menyembah Alloh yang Ahad
dengan cara dan waktu yang berbeda-beda, atas perintah
Alloh mewajibkan Muhmmad dan umat-nya untuk menjalankan ibadah sebagaimana yang kita lakukan
saat ini. Isra yang bermakna perjalanan
perjalanan dari dua tempat yaitu Masjid Haram di Makkah dan Masjid al Aqsa di Palestina (QS Al-Isra’ 17:1). Awalnya kedua masjid bukan
berupa bangunan megah yang saat ini kita saksikan bersama, hanya bangunan
sederhana tidak berlantai dan tidak beratap apalagi berpendingin.
|
Dari Masjidil Haram ke Masjdil Aqsa |
Masjid
memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan dakwah Islam dan penyebaran
syiar-syiar agama Islam. Di sanalah tempat didirikan sholat jama’ah dan
berbagai kegiatan kaum muslimin. Seluruh manusia yang membawa perbaikan
terhadap umat Islam ini, merupakan produk ‘jebolan pendidikan’ yang berawal
mula dari masjid. Taman Pendidikan Alqur’an (TPA) yang merupakan
pendidikan agama (Islam) untuk anak-anak hampr selalu dijumpai di setiap masjid
atau mushola. Media dan sarana untuk memperkenalkan akhlaq, hukum/fikih dan
sirah/sejarah yang sangat Islam mendasar bagi generasi milenial. Konon Einstein pernah mengatakan Science without religion is lame, religion
without science is blind.
|
Pintu Babussalam di Masjidil Haram, Mekkah (2007) |
Walaupun dia sendiri seorang agnostik (pendapat
bahwa ada atau tidaknya Tuhan tidak dapat diketahui), ungkapan itu sangat
relevan. Sekedar contoh, bagaimana kita bisa belajar membaca Alqur’an dengan
bacaan yang benar (tahsin), jika tidak belajar tentang ilmu tentang tasjid, tanwin, izhar, idgham, iqlab dan lain-lain.
|
Masjid Mutawamah,Sanggau |
Apa yang akan terjadi jika pembuatan suatu regulasi, misalnya tentang makanan,
tidak mempertimbangkan bahwa dalam proses pembuatan makanan harus memperhatikan
kaidah-kaidah kehalalan dan kebersihan. Dan lain sebagainya, banyak seklai contoh-contoh keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan antara ilmu dan agama.
|
Masjid Raya Baitul Izza, Bengkulu, 2019 |
Keutamaan belajar di masjid antara lain 1) Tempat yang dicintai
Allah, sebagaimana hadist, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Tempat yang paling dicintai oleh Allah dalam suatu
negeri adalah masjid-masjidnya dan tempat yang paling Allah benci adalah
pasar-pasarnya.” (HR. Muslim). Sehingga belajar di tempat yang dicintai Allah merupakan
sebuah nikmat tersendiri bagi mereka yang berpikir dan bersyukur.
|
Selasar Masjid Al Azar, Kairo, Mesir, 2019 |
Bukan berati pasar tidak ada nikmat syukur-nya. Transaksi
jual beli yang dilandasi kejujuran, memprioritaskan kehalalan, menghindari
gharar (ketidakjelasan sehingga ada unsur penipuan), meruapakan salah satu keberkahan dalam mencarei rejeki di pasar. 2) Menjadi golongan yang memuliakan masjid, artinya adalah orang-orang yang menghidupi masjid. Menjadikan
ke masjid sebagai ‘keharusan’ yang jika tidak dilakukan maka dia akan rugi.
Allah berfirman dalam QS, At
Taubah ayat 18 yang berbunyi :
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنْ
ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ
وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا ٱللَّهَ ۖ فَعَسَىٰٓ أُو۟لَٰٓئِكَ أَن يَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُهْتَدِينَ
artinya “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang
yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka
merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (QS, At Taubah, 18).
|
Masjid Murad Pasa, Istambul, 2018 |
3)
Menjamin waktu
shalat dan dapat berjamaah, karena keberadaan kita di masjid hingga waktu sholat
fardhu memberi kepastian untuk melaksanakan sholat berjamaah tepat pada
waktunya. Kesibukan dunia sering, bahkan sangat sering, seseorang lupa, sengaja atau terpaksa untuk menunda
kewajiban untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim. Keinginan dibarengi dengan kesadaran yang
tinggi akan pentingnya ‘melapor’ merupakan obat yang sangat manjur dalam
menyelesaikan berbagai persoalan masalah dunia tersebut.
|
Masjid Namira, Lamongan, 2019 |
4) Dapat berguru ilmu keislaman
dari Ustadz/Alim Ulama’ yang lebih ahli dalam bentuk pengkajian, berdiskusi, mendengarkan ceramah atau kultum di masjid juga merupakan
berkah yang bisa kita dapatkan. Pasalnya, dengan hal tersebut kita bisa belajar
dengan didampingi ustadz atau alim ulama yang lebih ahli dibanding kita. Bahkan, dalam Tafsir yang lebih tinggi, pala ulama’ menyebutkan
bahwa :
|
Masjid Koutubiyyah, Marakesh, Maroko, 2017. Salah satu Madrasah Islam Tertua di dunia. |
|
Masjid Jamek, Malang, 2019 |
Berguru dan mengkaji dari banyak ulama dengan latar
belakang keahlian, sangat dianjurkan sehingga kita bisa memebandingkan
sekaligus bersikap kritis dalam mensikapi perbedaan penafsiran suatu hukum.
“Diwajibkan
bagi orang yang mencari jalan yang benar (belajar agama) untuk mencari seorang
guru yang benar, dan di bawah arahan guru yang sempurna dan bisa menyempurnakan
sehingga bisa menghantarkan kepada hakikatnya keyakinan dengan mengedepankan
kekuatan ruhani mengalahkan kekuatan jasmani (akal fikiran).
5) Menyambung tali silaturahim
antar sesama muslim karena karena kehadiran di masjid (baik dalam urusan tholabul
i’lmi maupun salat), kita juga
akan sering bertemu dengan saudara-saudara
muslim kita. Bahkan di zaman sekarang, kita terkadang bekerja di satu kantor,
ataupun kuliah di satu universitas dengan teman kita namun kita jarang bertemu.
Masjid merupakan titik temu dimana orang-orang beriman akan saling berjumpa,
dengan kata lain, kita dapat menyambung tali silaturahim saat berpapasan.
|
Masjid Punchbowl, Sidney, 2010, berupa rumah |
6) Mendapat khusnudzon dari
orang lain. Seseorangmanusia, akan
dinilai oleh orang lain dari penampilan dan kebiasaan. Jika kita sering
berkebiasaan buruk, maka orang lain juga akan menilai kita buruk. Disisi sebaliknya,
jika kita berkebiasaan baik, maka kita akan dinilai baik. Itulah kenapa, jika
kita sering pergi ke masjid, orang lain akan melihat kita dengan prasangka
baik. Bahkan, insyaallah kita dapat terhindar dari fitnah.
|
Masjid Raya Viena, Austria, 2018 |
7) Kebiasaan yang akan menjauhkan
dari maksiat. Jika kita sering menuntut
ilmu di masjid dalam kajian ilmu, dan atas niat karena Allah kita membiasakan
diri, maka lama kelamaan hal tersebut akan menjadi rutinitas. Rutinitas yang
positif akan membawa berkah, dan menghindarkan kita dari hal-hal yang bersifat negatip.
|
Mushola Tanjung Aan, Kuta, Lombok Tengah, 1988 |
8) Menimbulkan rasa aman dalam menuntut ilmu. Masjid merupakan rumah Allah. Dan atas
kehendak-Nya, maka yang belajar di dalamnya akan diberikan keamanan secara
fisik dan secara hati. Menimbulkan perasaan yang damai sehingga saat kita
melakukan kegiatan di dalamnya, kita akan lebih ‘kusyu’.
|
Masjid An Nur, Pekanbaru, Riau, 2017 |
9)
Suci secara hati dan tempat. Semakin dikunjungi,
maka masjid tersebut semakin bersih. Itulah sifat dari masjid. Bukan hanya dari
tempatnya, tapi juga dari kaum muslimin yang mengunjunginya. Saat kita belajar
di masjid, kita akan terhindar dari hal hal yang kotor. Hal-Hal kotor tersebut
adalah hadas, dan juga perkataan maupun perbuatan buruk orang lain. Karena kita
sebagai muslim yang baik, akan selalu senantiasa mempraktekkan adab dalam
bermajelis di masjid.
10) Akan
diselamatkan di hari kiamat. Keutamaan yang lain, bahwasanya bagi
orang-orang yang sering belajar ataupun beribadah di masjid (bahkan dalam
tingkatan sudah mencintai masjid). Maka orang tersebut termasuk salah satu dari
tujuh golongan orang yang akan diselamatkan Allah di hari kiamat. Disinggung di
riwayat at-Tirmidzi (dalam tujuh golongan orang yang dinaungi
Allah pada hari kiamat) salah satunya adalah : “Seorang laki-laki yang hatinya
terpaut dengan masjid, apabila ia keluar dari masjid hingga kembali kepadanya “
|
Masjid Raya Kuching, Serawak, 2018 |
11) Menjadi semakin
beriman kepada
Allah. Semakin bertemu, maka semakin cinta.
insyaAllah, apabila kita sering bertamu ke masjid dalam urusan ibadah dan
belajar, maka Allah akan semakin menyayangi kita. Dan setiap hal yang kita
pelajari di masjid, ataupun ibadah yang kita lakukan didalamnya, menjadi
pertimbangan oleh Allah dalam mengabulkan setia doa-doa yang kita
panjatkan. Aamiin.
|
Ismalic Centre, Samanrinda |
Masjid
adalah pasar akhirat, tempat bertransaksinya seorang hamba dengan Allah. Di
mana Allah telah menawarkan balasan surga dan berbagai kenikmatan di dalamnya
bagi mereka yang sukses dalam transaksinya dengan Allah.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu
mengatakan,“Masjid adalah rumah Allah di muka bumi, yang akan menyinari para
penduduk langit, sebagaimana bintang-bintang di langit yang menyinari penduduk
bumi". Bagi muslimin sudah selayaknya kita mempunyai peran sekaligua tanggungjawab untuk selalu menjadi bagian dari saksi keramaian dan kemakmuran masjid. Insya Alloh kelak masjid pun akan bersaksi untuk kita dalam menanamkan kebaikan-kebaikan.
|
Masjid Kapitan, Penang, Malaysia (2014) |
Keutamaan memakmurkan masjid bagi yang hatinya termabat di
masjid yaitu 1) Mendapatkan naungan Allah sebagai tercantum pada hadist Rasulullah SAW, “Ada tujuh golongan manusia yang akan
mendapatkan naungan Allah, di hari tak ada lagi naungan selain
naungan–Nya… (diantara yang rasul sebutkan)… Seorang yang hatinya
senantiasa terkait dengan masjid” (Muttafaqun ‘alaihi). Ibnu
Hajar rahimahullah menjelaskan makna hadits ini dengan mengatakan,
“Hadits ini menunjukkan bahwa keterkaitan hati seorang dengan masjid disebabkan
sangking cintanya diri orang tersebut dengan masjid.” (lihat Fathul
Bari’ oleh Ibnu Hajar). Seorang perantau yang berada di lingkungan
yang tidak se-qidah, keterikatan hatinya yang selalu berada di masjid, dengan
berbagai upaya dan ikhtiar membangun masjid.
|
Menjelang sholat shubuh di Masjid King Abdullah, Amman (2017) |
2) Tiap langkah nya berbalas derajat dan terampunkan dosa, sebagaimana termaktub pada
hadist, “Shalat di masjid dengan berjamaah itu dilebihkan 25 derajat
dari shalat yang dikerjakan di rumah dan di pasar. Sesungguhnya jika salah
seorang diantara kalian berwudhu kemudian menyempurnakan wudhunya lalu
mendatangi masjid dan tak ada keinginan lain kecuali hendak shalat, maka
tidaklah ia melangkah dengan satu langkah pun melainkan Allah mengangkatnya
satu derajat dan terhapus darinya satu kesalahan” (HR. Muslim). Ketidakhadiran dalam ber-sunah dalam suatu
kewajiban ibadah merupakan suatu kerugian.
|
Masjid Raya Itaewon, Seoul (2010) |
3) Sakinah, rahmat dan disebut namanya didepan Malaikat, sebagiamana disebutkan dalam hadist
“Dan tidaklah suatu kaum berkumpul di
salah satu rumah Allah, mereka membaca kitab Allah, saling mempelajarinya
diantara mereka, melainkan sakinah (ketenangan) diturunkan kepada mereka, rahmat Allah akan meliputi mereka, dan
para malaikat akan senantiasa menaungi mereka. Pula, Allah akan menyebut nama
mereka di hadapan malaikat yang berada di sisi-Nya” (HR.Muslim)
|
Masjid Dome of the Rock, Komplek Masjidil Aqsa, Pelestina, 2019 |
Teladan Generasi Terdahulu dalam Kejayaan Islam. Lembaran sejarah di masa silam, sudah
pernah terhiasi dengan tinta kejayaan islam. Maka sudah sepatutnya kita
mencontoh generasi terdahulu mengenai sikap mereka dalam memakmurkan
masjid. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
|
Grand Mosque, Amman, 2017 |
“Barangsiapa yang
ingin berjumpa dengan Allah kelak dalam keadaan muslim, maka hendaklah ia
menjaga shalat lima waktu tatkala adzan telah diseru. Sesungguhnya Allah telah
mensyariatkan sebuah sunnah yang agung dan shalat berjamaah adalah diantara
sunnah tersebut ".
|
Masjid Al Aqsa, Palestina, 2019 |
Seandainya kalian shalat di rumah-rumah kalian, sebagaimana
yang dilakukan oleh orang-orang belakangan maka sungguh kalian telah
meninggalkan sunnah Nabi kalian. Jika kalian telah meninggalkan sunnah Nabi
kalian, maka sungguh kalian telah berada dalam kesesatan” (HR. Muslim).
Demikianlah sahabat nabi mewasiatkan
pesan-pesan ketaatan. Begitulah pula, dengan generasi setelahnya. Ada banyak
keteladanan yang bisa kita jadikan panutan. Belum sampaikah kepada kita kisah
tentang Sa’id bin Musayyib, seorang ulama tabi’in yang mana ia tak pernah
mendengar suara adzan melainkan ia sudah berada di dalam masjid terlebih
dahulu? Al Qadhi Taqiyuddin Sulaiman berkata, “Aku sama sekali tidak pernah
shalat wajib sendirian kecuali dua kali. Dan ketika aku shalat seorang diri,
seolah-olah aku seperti tidak melaksanakan shalat”. Pula, Asy Sya’bi yang berkata,
“Tidaklah datang waktu shalat, melainkan saya rindu kepadanya. Sejak saya masuk
Islam, tidaklah telah tiba waktu iqamah shalat dikumandangkan, melainkan saya telah
dalam keadaan berwudhu.”
|
Masjid Raya Pelalawan, Riau, 2014 |
Atau belum terdengarkah di telinga
kita, kisah Ar-Rabi’ bin Khaytam yang lumpuh kakinya, akan tetapi ia masih
bersegera pergi ke masjid dengan dibantu oleh dua orang laki-laki. Dikatakan
kepadanya, “Hai Abu Yazid! Kamu memiliki udzur untuk mendirikan shalat di
rumahmu. “Benar.” Ia lanjut menjawab, “Akan tetapi aku mendengar
seruan hayya ‘alal falaah (Mari Kita Menuju Kemenangan). Dan aku
kira, bagi sesiapa yang mendengar ajakan ini, seharusnya ia menjawab dan
memenuhi panggilannya meskipun datang dalam keadaan merangkak”.
|
Masjid Jamek Bengkulu, 1995 |
Ragam Masjid. Masjid pertama yang
dibangun oleh Rasulullah
Saw. adalah Masjid Quba',
kemudian disusul dengan
Masjid Nabawi di Madinah. Terlepas dari perbedaan pendapat ulama tentang
masjid
yang dijuluki Allah
sebagai masjid yang dibangun atas dasar takwa (QS Al-Tawbah [9]:
108), yang jelas
bahwa keduanya dibangun atas
dasar ketakwaan, dan setiap masjid seharusnya memiliki
landasan dan fungsi seperti
itu. Seringkali arsitek bangunan masjid mendapat inspirasi dari
konsep bangunan manusia muslim, misalnya atas dasar ketakwaan yang berdasark tiga pilar yaitu Iman, Islam dan Ihsan.
Konsep ini yang mendasari Soekarno muda mendesain ulang masjid tua (warisan alm
Sentot Ali Basya) pada tahun 1940an yang belakangan bernama masjid Jame terletak
pusat kota lama Bengkulu.
|
Salah satu atap bangunan Masjid Tiban, Turen, Malang, 2013 |
Atas bangunan bertingkat tiga merupakan ciri khas
bangunan tersebut seolah mengingatkan kepada umat Islam untuk berIman dan
selanutknya mencapai rido Alloh dendan berIhsan.
Sebaliknya bangunan masjid yang dibangun tanpa bantuan arsitek yaitu sebuah masjid unik di ponpes Salafiah Bihaaru
Bahri Asali Fadlaair Rahmah di Turen, Malang. Romo Kiai Ahmad, pimpinan ponpes bukan seorang arsitek, membangun masjid 10 tingkat ini secara
bertahap dengan terlebih dulu sholat isthikaroh. Pengerjaan semuanya dilakukan
oleh santri secara bertahap sesuai dengan bahan material sumbangan jamaah yang
ada. Hasilnya sangat unik, perpaduan ciri khas Cina, Timur Tengah dan lokal
dengan dominasi warna biru benhur.
|
Masjid Sunan Kudus (2009) & Masjin Sunan Giri Gresik (2020) |
Penyebar siar Islam, khususnya di Jawa, tidak lepas dari
peran Wali Songo. Mencontoh dakwah Rasulullah yang pertama di bangun adalah
masjid, pun para Wali demikian juga. Masjid peninggalan mereka masih tegak
berdiri, baik yang masih asli atau sebagian sudah mengalami restorasi.
|
Masjid Abubakar, Johor Baru, Malaysia, 2010 |
Sasaran penyebaran Islam efektif di lingkungan penguasa, pada
saat itu (abad-abad pertengahan kejayaan pemerintah Islam) adalah lingkungan kerajaan. Kerajaan Sri Indrapura merupakan salah
satu kerajaan Islam di Siak, Riau pada
abad 17. Rajanya, Abdul Jalil Rahmad Syah, membangun istana dan masjid (masjid
Raya Syahabuddin) di dekat sungai Siak.
Masjid Syahabudiin di dominasi dengan warna kuning orange dengan halaman yang luas dan asri dengan taman yang asri. Kerajaan Siak ini merupakan pecahan dari kerajaan Johor yang mengalami perebutan kekuasaan, menjadi kerajaan Johor-Lingga dan kerajaan Siak Sri Indrapura.
|
Masjid Sri Indrapura, Siak, 2014 |
Masjid Abu Bakar yang terletak di jl. Gertak
Merah tidak jauh dari Istana Besar Johor,
merupakan masjid yang dibangun pada masa pemerintah sultan Sultan Abu Bakar bin
Temanggung Daeng Ibrahim pada abad 18.
Masih di wilayah Sumatera, tepatnya di pulau Penyengat, Kepulauan
Riau, berdiri megah masjid Sultan Raya Riau. Terletak tidak jauh dari pelabuhan
dermaga pulau Penyengat (satu jam perjalanan dari pulau Batam menggunakan
perahu boat atau 15 menit dari kota Tanjungpinang). Bangunan masjid merupakan
salah bangunan dari kerajaan Johor- Lingga. Bangunan lain yaitu Istana/Rumah
Raja, Makam-makam Raja, Museum dan Balai Adat Melayu. Raja Ali Haji, adalah salah satu
raja kerajaan Lingga pada abad 18an dan seorang penyair yang terkenal sekaigus Pahlawan
Nasional. Salah satu karyanya yang terkenal dan fenomental adalah Gurindam 12.
|
Masjid Sultan Raya Riau di Pulau Penyengat, 2010 |
Pada gurindam satu membicarakan tentang akhlaq
berlandaskan Alqur’an yang merupakan dasar dari setiap perikehidupan menusia
dalam bersosial dan bermasyarakat.
Barang siapa
tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh
dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang
empat,
Maka ia itulah orang yang
ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah,
Suruh dan tegahnya tiada ia
menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
Maka telah mengenal akan Tuhan
yang bahri.
Barang siapa mengenal dunia,
Tahulah ia barang yang
teperdaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
Tahulah ia dunia mudarat.
Masih di masa yang sama (abad 18-19) dan pulau yang sama,
tepatnya di kota Medan. Mesjid ini dahulu juga diprakarsai oleh Sultan Makmun
Al Rasyid Perkasa Alamsyah pada tahun 1906-1909 dan letaknya menyatu dengan
kawasan Istana Maimun dari Kesultanan Deli. Namun karena pesatnya
perkembangan kota, masjid ini dari kawasan istana dipisahkan oleh jalan dan
rumah penduduk.
Gaya arsitekturnya khas Timur Tengah, India dan Spanyol
berbentuk segi delapan dan memiliki sayap di bagian selatan, timur, utara dan
barat. Layaknya di wilayah kerajaan Lingga, kerajaan Sri Indrapura Siak, warna kuning menjadi warna dominan hampir di
setiap bangunan. Mesjid yang menjadi kebanggaan masyarakat Medan ini tak hanya
menjadi tempat ibadah,tetapi juga menjadi objek wisata religi bagi para
pendatang karena arsitekturnya yang cantik dan unik. Waktu magrib tiba, lampu-lampu
masjid sudah mulai menyala berbarengan dengan suara adzan mengingatkan untuk
hadir di masjid. Tiga kubah menjadi ciri khas diserta sorot lampu yang
menyinari, menggugah sekaligus mengagumi keindahan dan keskaralan bangunan
mesjid yang berusia seabad lebih. Karpet merah terbentang di dalam
mesjid, sebuah mimbar kayu menghiasi ruangan, hiasan kaligrafi berjajar dalam
lingkaran kubah nan tinggi.
|
Pusat Kebudyaan Cordoba, Masjid Raya Kota Bratislava, Slovakia, 2018 |
Nun jauh disana di daratan Eropa Tengah, wilayah
negara-negara Balkan, pecahan bekas negara yang bernama Chekoslovakia, yaitu
negara Slovakia ber-ibukota di Bratislava. Diantara lorong-lorong pusat
pertokoan di jalan Obchodna, terpampang tulisan kecil Kulturne Centrum –
Culture Centre Cordoba diantara tulisan-tulisan lainnya (ada tempat tatoo, bar
dan lain-lain). Jika masuk ke lorong tersebut, itulah masjid yang ada di kota
ini (mungkin negara ini). Kenapa tidak disebut mosque ? Karena negara belum
memberi ijin sebagai imbas dari belum diakui Islam sebagai salah satu agama. Walaupun wilayah pernah menjadi wilayah
kekhalifahan bani Ustmaniyah. pada abad 18. Runtuhnya kesultanan Turki, kendali
kembali ke pemerintah Nasrani, komunis dan Nasrani kembali sampai saat ini. Jangan
heran kalau di sebelah bangunan kecil masjid (yang lebih menyerupai ruang
kursus) merupakan tempat membuat tato dan kafe bar dalam satu lorong jalan selebar 4 meter-an.
|
Budapest Mecset, Masjid Jami Kota Budapest, 2018. Baju putih takmir masjid. |
Agak berbeda dengan negara tetangganya, Hungaria. Di ibukota
di kota Budapest berdiri megah masjid Jame (Budapest Mecset). Penyebaran
Islam tidak lepas dari peran sorang
ulama bernama Gul Baba yang hadir bersamaan dengan inv asi kesultanan Turki pada
abad 16. Jadi Islam bukan agama yang baru, tetapi karena penguasa dibawah
pengaruh gereja, perkembangan Islam terhambat. Imam saat seorang imigram
Pakistan yang bernama Sofyan (?) yang tidak asing dengan warga melayu, karena
pernah tinggal lama di Kualalumpur.
|
Masjid Mohammed, Perth, 2009 |
Lain lagi di negara kanguru, salah satu masjid yang tertua di Perth, WA, Australia, bernama
masjid Muhamad , yang terletak di William Str. Berdiri tahun 1900an oleh seorang
imigran muslim dari Punyab, India bernama Mohhamed. Bangunan berlantai dua terletak di pojok dengan halaman yang cukup luas berderatan dengan pertokoan dan restoran. Seperti masjid-masjid lain, pintu gerbang
masjid hanya dibuka pada saat jam-jam sholat fardhu saja. Pada hari Jum’at
masjid penuh dengan jamaah dan setelah sholat adalah kesempatan jamaah
(sebagian besar imigran dari Asia) untuk bersilarahmi sambil menikmati minuman
gratis yang disediakan pengurus masjid.
|
Masjid Prism di lokasi Perkebunan Tek Paldua, Karyamukti, Cianjur, 2009 |
Dipelosok salah satu desa di Kabupaten Cianjur, tepatnya di
desa Karyamukti, Kec. Campaka, Kab. Cianjur terdapat masjid mungil ditengah
perkebunan teh Paldua, masjid Prism Mosque Paldua. Namanya internasional citarasa lokal dengan
dengan desain futuristik atap berkubah lancip segi banyak dengan warna biru
benhur dan sedikit putih di bagian bawah. Letaknya di sebelah pintu gerbang
menuju situs Gunung Padang, jika kita masuk dari stasiun kereta api Lampegan.
Unik.
|
Masjid Suriansyah, Kuin, Banjarmasin, 2012 |
Di Kalimantan Selatan, tepatnya di kota Banjarmasin, lebih
tepat lagi di tepian sungai Kuin (dikenal sebagai Banjar Lama), terdapat masjid yang didominasi warna hijau
daun, namanya Masjid Sultan Suriansyah atau Masjid Kuin. Salah satu masjid tertua yang dibangun pada masa
pemerintahan Sultan Suriansyah (1526-1550), Raja Banjar I yang memeluk gama Islam. Masjid ini memiliki bentuk
arsitektur tradisional Banjar, dengan konstruksi panggung dan beratap tumpang.
Pada bagian mihrab masjid ini memiliki atap sendiri yang terpisah dengan
bangunan induk.
|
Masjid Babussalah, Alor Besar, Kab. Alor, NTT, 2012 |
|
Alqur'an Tulisan Tangan |
Nusa Tenggara Timur, wilayah yang mayoritas beragama Nasrani, dijumpai Alqur’an kuno yang ditulis dengan tangan diatas kulita kayu. Konon ceritanya Alqur’an dibawa lima bersaudara dari Kesultanan Baababulah di Ternate pada abad 16 untuk menyebarkan siar Islam. Sampai saat Alqur’an masih tersimpan dengan kondisi yang sangat memprihatinkan oleh salah seorang ahli warisnya tidak jauh dari masjid Babbusalah di Alor Besar, Kab. Alor
|
Masjid Agung Keraton, Bau-bau, Kab. Buton (2017) |
Salah satu peninggalan masjid dari kerajaan Islam di pulau Buton
adalah Masjid Agung Keraton (Masigi Ogena) kota Bau-bau. Dibangun pada 1712 dengan ukuran 21×22 meter
ini dapat memuat 1000 jamaah dan memiliki 12 pintu masuk. Letaknya di ketinggian. Ada sejumlah anak tangga beton untuk
mencapai pintu utama. Bangunannya didukung tiang-tiang dan kerangka kayu kelas
satu. Keunikan Masjid Agung Keraton adalah adanya liang atau puse na
tanah (pusatnya tanah/bumi) di dalam masjid yang dipercaya “terhubung”
langsung ke Mekah.Sebelum dibangun masjid, di sini
adalah tempat pertemuan rahasia. Saat berfugsi sebagai tempat pertemuan itulah
terdengar azan dan shalat dari liang di tanah. Suara itu diyakini berasal dari
Mekah.
|
Masjid Gede Kauman Yogyakarta, 2019 |
|
Menara Masjid Karaton Solo |
Salah satu ciri pusat kota-kota lama di Jawa terdapat bangunan-bangunan tertentu, antara lain istana kerajaan (sekarang menjadi kantor bupati/ walikota), masjid, lembaga pemasyarakatan dan lain-lain. Untuk wilayah di sekitar masjid biasanya disebut Kauman
(berasal dari kaum imam, yaitu pemimpin umat atau imam masjid). Salah satu
masjid kauman yang terkenal yaitu masjid Gede Kauman Yogyakarta. Dibangun pada
masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I tahun 1773. Dalam pembanguan abdi dalem kreteg (arsitek)
mendesaian dengan menggunakan simbol-simbol Islam. Atap bersusun tiga melambangkan
pencapaian kesempurnan hidup manusia yaitu hakikat (alhaqiqa), syariat (alasyri)
dan ma’rifat. Di bagian ujung teratas lapisan atap tersebut terdapat mustaka
berbentuk daun kluwih-se’jenis buah sukun- bermakna keistimewaan bagi individu
yang telah mencapai kesempurnaan hidup, dan gadha berbentuk huruf alif sebagai
perlambang hanya Allah yang satu. Perpaduan semua simbolisasi tersebut memuat
makna bahwa orang yang telah menjalani hakikat, syariat, dan ma’rifat, hidupnya
akan selalu dekat dengan Allah Yang Maha Esa.
Pada pintu masuk masjid dibangun pintu gerbang yang disebut
gapuro. Kata gapuro ini berasal dari kata ghafuro yang berarti ampunan dari
dosa.
|
Masjid Soltan, Singapore, 2017 |
Gerbang berbentuk Semar -seorang tokoh punakawan dari pewayangan Jawa-
yang akan mengasuh, menjaga, dan memberi suri teladan kepada para raja dan
kesatria. Ruangan ini berdinding batu alam putih dengan tiang-tiang yang
terbuat dari kayu jati utuh tanpa sambungan berusia 4-5 ratus tahun. Lantai
ruangan terbuat dari marmer sama sekali tidak terdapat sapuan cat di ruangan
ini, menandakan bahwa setiap orang yang hendak beribadah harus dalam kondisi
suci. Demikian juga dengan desain dan bangunan masjid Keraton Solo
Pedagang Jawa yang merantau ke Singapore meninggalkan warisan
berupa masjid beraksitektur Jawa yaitu masjid Soltan yang terletak di Oman Str.
Simbolisasi falsafah Jawa yang bernafaskan Islam dalam bentuk atap limasn
bersusun tiga, melambangkan sifat hakikat, syariat dan mar’rifat.
|
Mushola Tuanku Imam Bonjol, Lota, Manado (2010) |
Nun jauh di ujung pulau Sulawesi,
tepat nya di kota Menado, dimakamakan seorang pahlawan nasional yang berasal di
Sumatera Barat. Beliau bernama Tuanku Iman Bonjol yang nama aslinya Peto Syarif
Ibnu Pandito Bayanuddin seperti yang tertera pada nisan makam. Sebagai seorang
yang muslim yang istikomah dibuktikan dengan tidak bersedia kerjasama dengan
penjajah Belanda, sehingga diasingkan sampai meninggal (tahun 1774) di Lota,
Manado. Sulawesi Utara. Salah satu peninggalan yang masih dimanfaatkan sampai
saat ini yaitu Masjid Imam Bonjol dan mushola pribadi yang berada di pinggiran
sungai belakang makam. Tempatnya agak menurun, mushola berupa ruangan sederhana
seluas 3 X 3 mtera-an dibawah pepohonan bambu. Untuk sholat beliau menggunakan
batu yang berfungsi sebagai sajadah alam.
|
Masjid Koutubiyyah (atas) & Masjid Hassan II Casablanca (bawah) |
Penyebaran siar Islam ke benua Afrika terjadi sejak jaman
Rasulullah dan dilanjutkan oleh para sahabat. Salah negara di belahan barat
Afrika yaitu Maroko. Masjid Hasan II di Casablanca dan masjid Jami’ Al-Kutubiyah
di Marakesh. Keunikan masjid ini keduanya mempunyai menara berbentuk kotak
menjulang tinggi. Masjid Kutubiyah yang dibanguna pada abad 12 pada masa
pemerintahan dinasti Al Mowahiddun mempunyai tinggi 77 meter dan hanya dapat
dimasuki oleh umat Islam, sehingga para pengunjung yang beragama lain dilarang
memasuki menara agung ini.
Salah satu hal menarik lainnya
dari menara ini adalah di puncak menara terdapat hiasan berbentuk bola yang
terbuat dari emas asli. Kota itu dibangun pada 1062 M oleh Yusuf bin Tasyfin
dari Dinasti Al-Murabitun. Dinasti itu merebut Maroko setelah kekuasaan Dinasti
Fatimiyah di negeri itu tumbang. Kota ini merupakan kota terbesar kedua di
Maroko setelah Casablanca dan dipilih sebagai pusat pemerintahannya yang jauh
dari gunung dan sungai serta berada di kawasan yang netral di antara dua suku
yang bersaing untuk meraih kehormatan untuk menjadi tuan rumah di ibu kota baru
itu. Di ibukota Maroko, Casablanca, berdiri masjid megah yang dibangun
tahun 1980 oleh Raja Hassan, dinamakan dengan masjid Hassan II. Dengan ketinggian
menara 210 meter dengan kapasitas jamaah 25.000 di dalam dan 80.000 di
pelataran, masjid ini disebut-sebut sebagai masjid kedua terbesar setelah
Masjidil Haram. Dengan desain bangunan
menjorok ke Samudra Atlantik membuatnya terlihat
seakan akan berada di tengah laut layaknya sebuah masjid yang benar benar
terapung. Tak salah bila kemudian masjid ini mendapat julukan sebagai masjid
terapung terbesar di dunia sekaligus sebagai icon kota Casablanca
Masih di benua yang sama, Afrika, Mesir memliki sejarah yang
panjang karena keberadaannya sudah ada sejak 5000 tahun Sebelum Masehi yang
lalu. Nabi Musa AS yang hidup di jaman Fir’aun, anak angkat sekaligus musuh
secara akidah, sampai saat ini masih bisa disaksikan keberadaan peradaban
bangsa Mesir antara lain piramid, sphix, mummy, eshopagus dan lain-lain https://inendri.blogspot.com/2019/10/jelajah-jejak-rasul-mesir-2.html
|
Masjid Amr bin Ash, Kairo, Mesir (2019) |
Islam masuk ke Mesir pada abad 7 ketika Khalifah Umar bin
Khatab memerintahkan Amr bin As membawa pasukan tentara Islam untuk
mendudukinya. Setelah menduduki Mesir, Amr bin As menjadi amir
(gubernur) di sana (632-660) dan menjadikan Fustahth (dekat Kairo)
sebagai pusat pemerintahan. Salah satu peninggalan khalifah adalah
masjid Amr bin Ash yang dibangun di lokasi yang saat berdiri megah bangunan
yang sudah beberapa kali restorasi dari dinasti ke dinasti. Keistimewaan masjid
ini adalah hampir semua ulama besar dari kalangan sahabat, tabiin dan tabiit
tabiin kalau taklim selalu di lakukan di masjid ini. Termasuk Imam Syafi'i,
taklimnya juga digelar di masjid ini karena tabarrukan dengan ngajinya para
sahabat dan guru-gurunya.
|
Masjid Al Azar, Kairo (2019) |
Selain masjid Amr bin Ash, masih
di kota Kairo, terdapat masjid yang tidak bisa lepas dari adanya perguruan
tinggi Al Azar. Dibangun pada masa khalifah Abu AL-Masur Nizas Al-Azis pada
dinas Fatimiah pada tahun 975-996. Kemashuran universitas ini tak diragukan lagi,
banyak sekali mahasiswa Indonesia yang menempuh pelajaran ini, informasi yang
kami terima pada tahun 2019 ada sekitar 2000 mahasiswa Indonesia yang sedang
belajar Islam di universitas tersebut
Fungsi Masjid. Masjid Nabawi di Madinah telah menjabarkan fungsinya sehingga
|
Masjid Al Noor, Hanoi (2012) |
lahir peranan masjid yang beraneka ragam. Sejarah mencatat tidak kurang dari sepuluh peranan yang telah diemban oleh Masjid Nabawi, yaitu sebagai: tempat ibadah (shalat, zikir), tempat konsultasi dan komunikasi (masalah ekonomi-sosial budaya), tempat pendidikan, tempat santunan sosial, tempat latihan militer dan persiapan alat-alatnya, tempat pengobatan para korban perang, tempat perdamaian dan pengadilan sengketa, aula dan tempat menerima tamu, tempat menawan tahanan, dan pusat penerangan atau pembelaan agama. Saat ini banyak masjid yang memperkaya fungsi masjid tidak hanya sebagai kegiatan ritual saja tetapi mencoba meniru fungsi masjid seperti halnya fungsi masjid pada jaman Rasulullah, misalnya masjid Jogokaryan di Yogyakarta.
|
Masjid Jami, Amman, Jordania (2016) |
Infrastruktur. Untuk
memenuhi fungsi ideal suatu masjid berdasarkan Muktamar Risalatul Masjid di
Makkah pada 1975, disepakati bahwa suatu masjid
baru dapat dikatakan berperan secara baik apabila memiliki
ruangan, dan peralatan yang memadai yaitu tersedianya (1) ruang shalat yang memenuhi
syarat-syarat kesehatan, (2) ruang-ruang khusus wanita yang memungkinkan mereka keluar masuk
tanpa bercampur dengan pria baik digunakan untuk shalat, maupun untuk Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga (PKK), (3)ruang pertemuan dan
perpustakaan, (4)ruang poliklinik, dan
ruang untuk memandikan
dan mengkafankan mayat, (5) ruang bermain, berolahraga, dan
berlatih bagi remaja. Semua hal di atas harus
diwarnai oleh kesederhanaan
fisik bangunan, namun harus
tetap menunjang peranan masjid
ideal termaktub.
|
Masjid Kampus UGM, Yogyakarta (2013) |
Hal
terakhir ini perlu mendapat
perhatian, karena menurut pengamatan sementara
pakar, sejarah kaum Muslim
menunjukkan bahwa perhatian yang
berlebihan terhadap nilai-nilai arsitektur dan
estetika suatu masjid sering
ditandai dengan kedangkalan, kekurangan, bahkan kelumpuhannya dalam pemenuhan fungsi-fungsinya. Seakan-akan
nilai arsitektur dan estetika dijadikan kompensasi
untuk menutup-nutupi kekurangan
atau kelumpuhan tersebut.
|
Masjid Baiturohman, Bumiaji, Batu Malang, 2019 |
|
Masjid Nurul HIdayah, Kupang, 2017 |
|
Masjid Ephesus, Izmir, Turki (2018) |
|
Masjid Pusdai, Bandung (2019) |
|
Masjid Salman Al Farisi, Malang, 2019 |
|
Masjid Nurul Huda, Sumbawa Besar, NTB (2013) |
|
Masjid di Goreme, Turki (2014) |
|
Masjid Pasar Cawang, Jakarta, 2014
|
|
Mushola Museum Amri Yahya, Gampingan, Yogyakarta (2019) |
|
Masjid Muhajirin, Pontianak |
|
Masjid Raya Singkawang |
Sebagian diambil dari :
4.Hakikat Masjid, Nasarudin Umar, Prod.
DR., Republika, 20 Ferbruari 2020
5.WAWASAN AL-QURAN,Tafsir Maudhu'i atas
Pelbagai Persoalan Umat
Dr. M. Quraish Shihab, M.A. Penerbit Mizan