Kamis, 09 Mei 2013

Sisi Lain dari Perth, Waverock.

Ke Australia tidak harus ke Sidney atau Melbourne yang letaknya berada di sebelah timur benua tersebut. Selain jaraknya relatif lebih jauh,dan tentunya korelasinya dengan biaya transportasi, tempat-tempat wisata yang terletah di sekitar kota Perth tidak kalah bagus untuk dikunjungi. Dengan lama penerbangan sekitar 3-4 jam dari Jakarta,tentunya akan menghemat waktu dan biaya yang bisa dilakukan. Perth merupakan ibukota Australia Barat yang mempunyai luas wilayah 30% dari luas wilayah dari benua Australia dengan jumlah penduduk 2 juta-an.

Sebenarnya tersedia banyak paket-paket wisata yang tersedia promosinya di konter-konter hotel, travel dan tempat-tempat umum lain. Paket a whole day menawarkan kunjungan wisata dalam satu hari penuh mengunjungi 3-4 tempat wisata, tentu dalam arah jalur transportasi yang sama. Harga yang ditawarkan beragam tergantung lokasi, akomodasi yang disediakan. Harga bervariasi mulai dari Aus$150 ~200-an. Biasanya berangkat mulai dari jam 08.00 wib dan dijemput di hotel, kemudian di kumpulkan dengan wisatawan-wisatawan yang lain dan dengan menggunakan bus yang besar diberangkatkan bersama-sama ke tempat tujuan yang sudah ditentukan. Petugas resepsionis di hotel-hotel dengan senang hati memberikan bantuan dan pertimbangan-pertimbangan dalam menentukan tujuan wisata kita. 

Sewa Mobil. Diantara banyak tempat-tempat wisata yang ada, terdapat 2 tempat wisata alam yang menarik untuk dikunjungi, antara lain Wave Rock dan Pinnacle. Keduanya terletak yang berseberangan dari kota Perth, Wave Rock di sebelah selatan-timur, sedangkan Pinncale di utara. Jarak masing-masing relatif hampir sama, 350 km sekali jalan. Sehingga dengan waktu yang satu hari penuh-pun tidak mungkin kalau kedua tempat tersebut harus dikunjungi. Dari brosur-brosur yang tersebar-pun tidak ada paket wisata untuk mengunjungi kedua tempat dalam satu hari penuh. Apa boleh buat, keputusan harus dilakukan untuk menentukan salah satu dari kedua tempat tersebut. Dengan berbagai pertimbangan yang matang, maka diputuskan untuk mengunjungi Waverock yang letaknya relatif  berada di daratan, tidak terlalu dekat dengan pantai. Keputusan selanjutnya adalah transportasi untuk menuju ke lokasi. Dengan pertimbangan keleluasaan dan fleksibilitas dalam perjalanan, kami memutuskan untuk menyewa mobil. Cukup banyak pula brosur-brosur yang menawarkan penyewaan mobil dengan segala merk dan kapasitas serta jenis mobil. Biaya relatif murah, untuk jenis kendaraan sedan (Hyundai tahun 2006) dipatok harga Aus$165 plus asuransi yang ditawarkan dengan dua pilihan, Aus$30 dibayar langsung (tidak dapat refund) terbebas dari segala kerusakan yang terjadi selama masa sewa. Atau dibayar kemudian apabila terjadi kecelakaan dengan membayar Aus$300, jika tidak terjadi kecelakaan tidak akan dikenakan pembayaran lagi. Tepat jam 9.30 waktu setempat kunci mobil diserahkan setelah urusan administrasi pembayaran dan peng-cek-an SIM di entry di database kantor penyewaan.  Pembayaran hanya bisa dilakukan dengan kartu kredit, tidak menerima pembayaran secara tunai. Demikian juga pembayaran untuk kekurangan bahan bakar (unlead). Keadaan bahan bakar dalam posisi full tank, setelah diserahkan terimakan akan di’ukur’ berapa kekurangan bahan bakar yang harus dibayar.Masalah muncul karena peta yang tersedia di mobil hanya untuk dalam kota saja, sedangkan peralatan GPS yang biasanya tersedia di setiap mobil,ternyata tidak ada. Tak kurang akal, dengan memanfaatkan fasislitas kamera yang tersedia di handphone dan peta wilayah Australia Barat yang terpampang di ruangan resepsionis, dilakukan pengmotretan peta menuju lokasi dengan bebarapa kali secara berurutan. Jadi-lah Google Map ala manual. Lumayan bisa untuk orientasi.. Walaupun sistem transportasi lalulintas tidak berbeda dengan di tanah air (jalur kiri dengan stir kanan), orientasi arah menuju luar kota merupakan tantangan sendiri.

Walaupun dalam keseharian pada acara-acara rutin biasanya menggunakan transportasi umum dengan jalur-jalur yang tertentu, mengemudikan mobil sendiri di negara orang memerlukan tantangan dan kejelian tersendiri . Dan tentu saja harus  extra hati terhadap rambu-rambu lalulintas yang ada. Maklum ketidakdisispilnan dalam berkendara di tanah air takut kebawa di negara tetangga. Walaupun tidak dijumpai polisi lalulintas (apalagi polisi tidur..)  di setiap perempatan jalan, yang lazim terjadi dit anah air. Banyaknya papan-papan hijau yang terpasang disemua perempatan jalan sangat membantu siapapun pengendara yang buta jalan. Salah satu hal yang membedakan dengan kondisi lalin di tanah aiar adalah jarang terdapat tanda lalulintas untuk arah balik (U-turn),

sehingga kalau salah belok harus mencari perempatan dan mengikuti rute kotak untuk menuju perempatan asal.Untungnya desain penataan kota hampir semua; wilayah pemukiman-perkantoran berbentuk blok-blok, sehingga sangat memudahakan bagi pengendara yang salah jalan. Dengan mengikuti logika berpikir bidang persegi panjang, posisi awal kesalahan dapat terlacak dengan cepat. Ada beberapa cara untuk menuju kota Hyden, distrik terdekat dengan Wave Rock, yaitu ke arah selatan melewati jalan nomor 30 menuju kota Wiiliams-Narrogin-Wickepin-Jitarning-Kulin-Kondinin-Kariganin-Hyden. Atau dengan waktu tempuh lebih pendek melalui  jalan nomor 40 ke arah  tenggara menuju kota Brookton-Corrigin-George Rock-Kondinin-Karigarin Hyden.  Pilihan lain keluar kota melalui jalan nomor 120, melawati York, bertemu dengan jalan nomor 40 di kota Brookton. Rute terakhir inilah yang ditempuh oleh penulis dan rombongan. Arah terdekat yang harus menuju arah timurpusat kota dengan melewati Graham Farmer Fwy-Great Eastern Hwy-Midland-Great Southern Hwy-Mundaring-York. Perjalanan sampai dengan York banyak dijumpai rumah-rumah pinggir kota dengan halaman luas, ciri khas kota daerah pedesaan.  Kecepatan kendaraan juga dibatasi 60 km/jam,cukup banyak tanda lalin warna biru yang menunjukkan batas maksimum kecepatan. Jalur hijau memisahkan jalanyang menuju dan meninggalkan kota Perth. Semua perempatan jalan terpasang lampu lintas. Karena banyak sekali dijumpai perempatan jalan maka kecepatan kendaraan-pun terbatas.Apalagi pada akhir pekan ini banyak sekali komunitas tertentu yang memanfaatkan jalan raya ke luar kota sebagai bagian dari aktifitas mereka. Seperti dijumpai penulis, serombongan komunitas penggemar sepeda santai yang terdiri dari anak-anak, remaja dan kakek dalam rombongan ±40 orang dengan dikawal mobil pengawal di depan dan mobil penyapu di belakang selalu mengingatkan kepada pengendara lain jangan menyalip jika keadaan tidak aman, padahal panjang rombongan bisa mencapai 200 meter sedangkan jalan hanya terdiri dari satu jalur.Selepas memasuki daerah pedesaan sepanjang; jalan nomor 40 pemandangan sebagian besar monoton sepanjang 300 kilometer, yaitu berupa hamparan perkebunan dengan berbagai macam jenis tanaman, biji-bijian, sereal danlain-lain. Rumah-rumah pedesaan ditandai dengan kotak pos yang berjejer, sedangkan rumah berada jauh di dalam melewati jalan tanah satu jalur. Petani-petani mempunyai perkebunan dengan dengan luas areal yang luas 10 ~ 400 hektar. Gudang atau bangunan untuk penunggu rumah terletak di tengah-tengah bidang tanah, sehingga memerlukan waktu yang cukup untuk menuju bangunan dari jalan pintu masuk. Yang unik segerombolan domba-domba dibiarkan menggelandang dalam wilayah areal perkebunan tanpa ada penunggunya. Di beberapa tempat terpampang gambar kanguru (roo)-next 23 km. Untuk menghindari terjadinya lalulalang kanguru yang melintas jalan-jalan raya, dipasang pagar-pagar kayu setinggi 1~1,5 meter. Di setiap desa-desa yang dilalui selalu ditemukan petunjuk tentang lokasi wisata dan tempat-tempat strategis dalam suatu rest area.
Tentu saja sangat membantu bagi kami yang baru perdana dan mungkin terakhir menuju tempat-tempat seperti ini.Sebagian besar jalan hanya terdiri dari dua jalur untuk dua arah dengan arah lurus, jarang sekali terdapat belokan. Sehingga apabila kita  berada di tengah jalur memandang kedepan akan tampak satu titik yang merupakan ujung jalan tempat kita berdiri.  Walaupun bukan jalan tol, dengan lebar  antara 3~4 meter setiap jalur,kondisi jalan sangat mulus dan tidak terlihat adanya tambalan seperti layaknya  banyak dijumpai di jalan-jalan sepanjang Pantura pulau Jawa. Beberapa mobil trailer yang bergerak dengan roda 8~10 ban meluncur dengan santai dan menyalakan klakson seolah-olah menyapa para pejalan yang berpapasan.


Camping Ground. Tak terasa lebih dari tiga jam perjalanan sudah dilalui. Menjelangwaktu Ashar, desa Kondinin (sesama rombongan sering memlesetkan menjadi Konidin) tampak didepan mata. Pengemudi sudah berganti sebanyak tiga kali, waktunya makan siang dan isi bahan bakar Tepat di perempatan Gordon Street  terdapat stasion bahan bakar sekaligus tersedia motel, restorant, toko kelontong dan tentu saja WC umum. Harga premium Aus$ 1.39/liter. Setelah mengisi 23.5 liter untuk menempuh jarak sekitar 300 kilometer (65 kilimeter lagi sampai lokasi yang dituju) diteruskan dengan memesan ayam , chips (kentang goreng) dan coba sebagai pengganjal makan siang seharga Aus$ 13. Terlihat dua orang polisi sedang berdiri santai di ujung jalan, walaupun tidak ada lalulintas yang melintas di jalan desa tersebut, kecuali kami. Untuk menghemat waktu kami makan siang sambil jalan. Tidak banyak pemandangan yang berbeda dengan sebelumnya.
Papan yang menunjukan arah Wave Rock terpasang di beberapa tempat di kiri maupun kanan jalan, menunjukkan lokasi yang dituju sudah semakin dekat. Sampai akhirnya pada papan setinggi satu meter dengan tulisan Wave Rock County-Welcome You di sebelah kiri jalan, menunjukkan tujuan akhir perjalanan. Pengunjung diminta melapor di ‘Booking Office’. Setelah membayar biaya masuk sebesar Aus@15 untuk mobil (orang-nya gratis), pengunjung dipersilahkan memarkir mobil di tempat yang tersedia dan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Tersedia banyak sovenir terpajang di rak-rak yang tersusun rapi di dalam kantor pengelola. Harga relatif lebih mahal sedikit dengan harga-harga di kota. Tersedia beberapa fasilita ; wisata antara lain, perkemahan, treking, motor trail dan lain-lain. Beberapa mobil caravan sudah terparkir rapi di lapangan perkemahan, tenda-tenda sudah terpasang. Bahkan sebagian keluarga sudah menggelar karpet dan peralatan gril untuk persiapan makan malam bersama. Dan tentu saja api unggun. Secara teritorial Wave Rock berada di wilayah desa Hyden. Luas areal gugusan batuan yang menjadi andalan untuk bisa langsung di treking yaitu ± 15 ha. Keunikan yang utama dari gugusan batu ini yaitu adanya bentukan topografi hampir vertikal menyerupai gelombang laut berselang-seling melingkar sepanjang 4 kilometer. Pada beberapa tebing terlihat landai sehingga memungkinkan pengunjung untuk naik ke puncak tebing dan di beberapa tempat tampak curam dengan arah menonjol keluar pada bagian atas, sehingga mustahil pengunjung dapat naik sampai atas. Di tempat-tempat tertentu terpampang larangan menggunakan sepatu yang menggunakan hak tinggi untuk menaiki tebing. Pada beberapa tebing yang curam ketinggian bisa mencapai 14-15 meter dengan memanjang sampai 110-an meter.
Di sisi sisi sebelah barat yang menghadap ke utara memajang sampai dengan 150-an meter.
Yang menarik diantara dua tebing yang merupakan satu kesatuan hamparan batuan terdapat cekungan yang difungsikan sebagai penampung air minum dengan kapasitas ± 30000 meter kubik. Setelah menaiki tangga yang disediakan,terhampar dataran yang cukup lapang seluas lapangan sepak bola. Di ujung seberang adanya sekumpulan batuan sebesar mobil berserakan membentuk pemandangan yang unik. Terdapat satu batuan dengan posisi menggantung sehingga seseorang seolah-olah menahan batu tersebut untuk tidak jatuh. Unik. Ke arah utara terhampar pemandangan gurun dengan diselingi semak-semak pohon. Tampak dikejauhan jalan raya yang raya salah satu tranportasi untuk menuju Kalgorlie, kota yang terkenal karena pertambagannya di tengah-tengah benua Australia. Pada pinggir tebing batuan yang kemiringannya curam dipasang pagar pengaman setinggi 50 sentimeter yang terbuat dari beton. Wave Rock merupakan salah satu bagian dari gugusan batuan di bentangan wilayah Hyden yang terbentuk pada jaman  Arkaeozoikum yaitu 2500-300 juta tahun lalu. Diperkirakan pada saat itu belum ada kehidupan dan keadaan kulit bumi masih panas. Warna permukaan batuan dominan coklat dan di beberapa tempat yang curam di selingi warna putih hitam yang merupakan bagian proses erosi yang sudah berlangsung jutaan tahun. Sekilas formasi batuan hampir mirip dengan the wave yang terletak di Utah, AS. Menjelang senja merupakan pemandangan yang sangat eksotis; ke arah ufuk barat, sembari bersyukur mengagumi kebesaranNya dalam menciptakan bumi dan segala isinya.

Tidak ada komentar: