Senin, 22 Februari 2010

Danau Kelimutu

Nun jauh di sana, di bumi flores, tempat di mana si pemburu keindah-an lebih mengenal komodo,atau hobbit-homo floresiensies- manusia flores purba, daripada yang lain...Alloh swt mengukir sebagian permukaan bumi dengan tampilan yang menawan dan mengikat serta mengesankan, hamparan tanah dengan berbagai tumbuhan yang menghiasi dan menambah keindahan pandangan, beberapa bagian permukaan menjulang tinggi dengan kenampakan kontur yang rapat dan renggang menghasilkan variasi permukaan yang beragam..dan..diantara gundukan-gundukan itu tersaji mata air -mengandung berbagai zat-zat alami- yang memenuhi cekungan-cekungan yang menambah keunikan arsitektur ciptaanNya. Danau Kelimutu, sosok lain dari arsitektur landskep yang tercipta karena kebesaranNya di salah satu bumi Nusantara, pulau Flores.

Dapat ditempuh dari Kupang/Denpasar-Ende atau Kupang-Sikka(Maumere)melalui perjalanan darat menuju desa Moni. Beberapa penginapan, bungalow tersedia di sini. Untuk menuju ke lokasi diperlukan perjalanan darat menggunakan kendaraan (30'). Pemandangan indah mengiringi perjalanan kita, hamparan sawah hijau dan sungai mengalir diantaranya. Di pemberhentian terakhir pengunjung harus berjalan kaki dengan pemandangan yang cukup menawan (30'). Terletak di kawasan TN Kelimutu, dengan wisata unggulan danau tiga warna, yaitu Tiwu Ato Mbupu (yang berwarna hitam), Nuamari Koofai (hijau tosca) & Ato Polo (hijau tosca-biru). Perbedaan warna air danau disebabkan adanya kandungan zat besi (Fe) ,belerang dan zat lain dengan tingkatan yang berbeda. Nggak usah terlalu takut dengan konsumai. Ternyata di gardu pandang-pun tersedia indomie rebus dan teh/kopi panas. Nikmat sekali menikmati kopi sambil memandang danau dan sekaligus mengagumi kebesaranNya.

Tanah dan Air




Sebagian orang menganggap bahwa tanah adalah investasi, tanah adalah kehormatan, tanah adalah impian, tanah adalah ilmu, tanah adalah kedaulatan, tanah adalah bencana dan lain-lain. Pada hakekatnya tanah mempunyai dan akan terus mempunyai ikatan yang mempunyai bobot yang relatif antar individu. Hal ini dapat terjadi karena kebutuhan akan tanah semakin meningkat, seperti layaknya grafik yang menjulang eksponensial, sedangkan keberadannya layaknya grafik yang datar dan bahkan cenderung menurun dalam segi kualitas yang dapat digunakan berkehidupan.
Kecenderungan peralihan penggunaan tanah disesuaikan dengan pasar, berakibat terganggunya beberapa komoditi pangan yang menjadi lumbung dan andalan. Dalam perspektif lain kebutuhan tanah untuk pemenuhan papan, seiring dengan pertumbuhan penduduk, tidak dapat diabaikan begitu saja. Jalan tengah yang paling mungkin adalah memenuhi keduanya dengan cara mengelolanya dengan profesional dan akuntabel dalam kerangka dan tujuan untuk kesejahteraan masyarakat.
Kesejahteraan, pendidikan, budaya, sosial, sumber daya manusia adalah segelintir kecil yang menjadi PR semua pihak untuk dapat mengelola dan mengolah sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya. Adakalanya kita harus merenung sejenak, apakah yang sudah kita lakukan sudah sesuai deng kehendak konstitusi, sebagai pengejawantahan keinginan masyarakat ? Adakalanya kita sudah merasa berbuat lebih, memberikan yang terbaik untuk negara dan bangsa, padahal ukuran lebih dan kurang adalah relatif.
Akhirnya, kembali kepada kita masing-masing, keyakinan bahwa yang kita lakukan adalah karena ridhoNya, pasti akan membawa manfaat kepada semuanya, sekarang atau yang akan datang, sedikit atau banyak....Amin..