Senin, 22 Februari 2010

Tanah dan Air




Sebagian orang menganggap bahwa tanah adalah investasi, tanah adalah kehormatan, tanah adalah impian, tanah adalah ilmu, tanah adalah kedaulatan, tanah adalah bencana dan lain-lain. Pada hakekatnya tanah mempunyai dan akan terus mempunyai ikatan yang mempunyai bobot yang relatif antar individu. Hal ini dapat terjadi karena kebutuhan akan tanah semakin meningkat, seperti layaknya grafik yang menjulang eksponensial, sedangkan keberadannya layaknya grafik yang datar dan bahkan cenderung menurun dalam segi kualitas yang dapat digunakan berkehidupan.
Kecenderungan peralihan penggunaan tanah disesuaikan dengan pasar, berakibat terganggunya beberapa komoditi pangan yang menjadi lumbung dan andalan. Dalam perspektif lain kebutuhan tanah untuk pemenuhan papan, seiring dengan pertumbuhan penduduk, tidak dapat diabaikan begitu saja. Jalan tengah yang paling mungkin adalah memenuhi keduanya dengan cara mengelolanya dengan profesional dan akuntabel dalam kerangka dan tujuan untuk kesejahteraan masyarakat.
Kesejahteraan, pendidikan, budaya, sosial, sumber daya manusia adalah segelintir kecil yang menjadi PR semua pihak untuk dapat mengelola dan mengolah sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya. Adakalanya kita harus merenung sejenak, apakah yang sudah kita lakukan sudah sesuai deng kehendak konstitusi, sebagai pengejawantahan keinginan masyarakat ? Adakalanya kita sudah merasa berbuat lebih, memberikan yang terbaik untuk negara dan bangsa, padahal ukuran lebih dan kurang adalah relatif.
Akhirnya, kembali kepada kita masing-masing, keyakinan bahwa yang kita lakukan adalah karena ridhoNya, pasti akan membawa manfaat kepada semuanya, sekarang atau yang akan datang, sedikit atau banyak....Amin..

Tidak ada komentar: