Jumat, 29 April 2011

Negeri Serambi Mekah

Cerita menarik adalah selamatnya kapal feri Rondo yang melewati rute Ulueleu (Banda Aceh)-Balohan (Weh). Pada saat kejadian kapal sudah berada di tengah dalam perjalanan menuju pelabuhan Uleuleu. Sesampai di pelabauhan, kapten kapal tidak melihat ada pelabuhan yang tersisa di Uleuleu.
Pelabuhan Uleuleu, Banda Aceh ke Sabang (p Weh)
Salah satu kota Sabang dilihat dari Tugu Sabang Merauke
Komunikasi tidak dapat dilakukan karena semua BTS tumbang. Diputuskan untuk kembali ke Balohan dan mendapat kabar bahwa terjadi musibah di daratan yang meluluhlantakan fasilitas pelabuhan Uleuleu. Kapal beserta seluruh penumpangnya selamat, tetapi tidak dengan keluarga yang berada di Banda Aceh, termasuk kapten kapal. Dibalik musibah tsunami, Sabang menyimpan potensi wisata yang luar biasa. Khususnya wisata pantai dan bawah laut. Pantai Iboih,pantai Tepin Layeu, pantai Gapang, pulau Rondo, pulau Kla, pulau Rubia merupakan beberapa potensi wisata yang patut dikunjungi. Menilik Sabang dalam sejarahnya merupakan kota tua yang menjadi basis pelabuhan bebas sejak jaman Belanda. Dan ditutup oleh pemerintah pusat pada tahun 1986. Bangunan-bangunan tua masih banyak dijumpai dan dipasang prasasti yang menjelaskan tentang sejarah keberadaan bangunan. Dan yang manjadi saksi keberadaan NKRI adalah adanya tugu NOL yang terletak di ujung bukit pulau Weh, 25 km dari kota Sabang. Bangunan terbuka berupa monumen dibangun oleh tim dari BPPT (dipimpin oleh Dr. Iwan Gunawan yang kebetulan teman kuliah penulis). Sayang sekali bangunan yang cukup megah di tempat yang sangat asri kurang terawat. Kompas besar yang terpasang di lantai dasar, sudah raib. Konon hilang selama masa konflik.


Tugu Km Nol


Pantai Keunuekai, P Weh

Pantai Tapin Layeu, Pulau Weh

Tidak ada komentar: