28.4.2017 01:10 : Lufthansa Casablanca-Frankurt-Istambul..Landing bandara Atarkturk pagi, jam 09:00, cek-in untuk flight selanjutnya ke Istambul-Goremee jam 17:10. Banyak waktu untuk persiapan dan istirahat. Perjalanan memerlukan waktu satu jam. Menjelang Magrib pesawat landing di bandara Nevsehir. Kebetulan bukan jam yang sibuk, tidak ada satupun pesawat yang berada di apron bandara.
|
Bandara Goremee |
Dari Nevsehir menuju pusat kota, Cappadopia, berjarak 25 km. Tranportasi yang paling murah adalah travel yang sudah di book pada saat booking hotel. Driver sudah siap menunggu, tidak terlalu lama karena hanya menjemput penumpang di pesawat yang sama. Walaupun perjalanan remang-remang menjelang senja, keindahan alam sepanjang perjalanan masih bisa dinikmati. Lalulintas sepi, tidak tampak lalulalang kendaraan, ba'da magrib mobil sampai di Blue Moon Cave Hotel yang terletak di per3an jalan Muze dan jalan Cerdis. Resepsionis hotel sudah menunggu kedatangan kami. Setelah menyelesaikan administrasi cek-in, kami diantar ke kamar yang terletak di lantai 2. Tidak ada lift, menggunakan tanga sempit. Ya...hotel yang termasuk list yang disarankan TripAdvesory bukan hotel yang besar. Karena kecil, penataan kamar dan lorong-lorong, tangga disesuaikan dengan ruang ada.
|
Blue Moon Cave Hotel |
Walaupun sempit penataan ruang, desain interior dan kelengkapan nya
mendekati hotel bintang 2. Layak untuk menjadi acuan bagi traveler. Setelah mandi dan sholat Isa' masih ada waktu untuk sightseeing di sekitar areal hotel dan makan malam.Yang paling dominan adalah toko souvenir, termasuk karpet Turki yang terkenal. Walaupun tidak bermaksud beli, penjaga dengan senang hati tetap menggelar berbagai jenis karpet untuk sekedar melihat saja. Sukur.....kami tidak tergoda. Tapi, untuk souvenir-souvenir yang kecil-kecil, wajib untuk dibeli.
29.4.2017 04:50 Cappadopia.. setelah sholat shubuh, penjemput dari operator dari CihanGiroclu Baloons sudah standby. Kami dianter menuju lapangan terbuka tempat baloon raksasa take off. Sepanjang perjalanan rupanya banyak lalu lalang operator yang bersiap-siap meluncurkan baloon wisatanya di beberapa tempat terbuka. Konon katanya ratusan operator baloon yang siap menganter turis mancanegara untuk menikmati kota Cappdocia dari ketinggian 10 ribu feet. Tiba di lokasi beberapa petugas lapangan menyipakan persiapan,
|
Persiapan Take-off |
membuka baloon, menyiapkan api, menyalakan blower raksasa untuk mengisi udara pada baloon dan ada yang mempersilahkan tamu untuk sarapan roti dan minum kopi/teh sebelum take off.
Suara desus blower besar meniupkan udara ke baloon. Perlahan baloon mengembang dan naik ke permukaan udara. Keranjang baloon tempat penumpang berupa ruang terbuka setinggi 1,5 meter berukuran 4x4 meter. Pengikat balon dan kerangjang berupa tali-tali terbuat dari bahan nilon berdiameter satu centimer setinggi 5 meter-an. Sebelum berangkap pilot baloon mengabsen penumpang sekaligus memberi brifing tentang prosedur dan aspek keamanan.
Di tengah keranjang, dipasang empat tabung gas yang siap untuk menyalakan api dan menghasilkan
gas di dalam baloon, sehingga baloon dapat terbang di udara. Keranjang dibagi dalam empat sekat, sehingga masing-masing sekat bisa diisi 3-4 orang. Ready...12 orang penumpang sudah siap di dalam keranjang yang terbuat dari rotan kuat. Matahari belum tampak di ufuk timur, tapi pendar-pendar siang pagi sudah memastikan bahwa sinar matahari dalam waktu yang tidak terlalu lama akan muncul dan menerangi sebagian sebagian bumi Goremee. Selamat pagi matahari. Pelan tapi pasti baloon mulai naik, tali penahan masih menempel dan 1-2 orang operator masih memegang tali tersebut. Komunikasi pilot dengan operator masih berlangsung memastikan SOP berjalan sesuai rencana. Tentu saja, kondisi udara dan dari prakiraan cuaca pada malam hari sebelumnya menjadi salah faktor yang dapat memastikan apakah pilot memutukan untuk terbang atau batal. Pelan dan pasti angka altimeter pada GPS yang terpasang pada tali baloon, mulai naik. Sinar matahari semakin terang dengan
warna kuning semakin ke atas berwarna putih. Saat masih di darat sempat terpikir, nggak akan lihat ke bawah karena ada sedikit sindrom ketinggian.
Kenyataannya.. setelah beberapa ratus meter baloon mengudara, sindrom ketinggian seolah-solah sirna tergantikan dengan pemandangan yang luar biasa. Indah tiada duanya, Alloh Akbar. Bukit-bukit kapur Cappadocia dengan topografi bergelombang, warna putih, di beberapa spot tampak jendela-jendala goa. Padang-padang rumput dan kebun-kebun dengan tanaman sehabis panen menghampar di area yang lain. Diantara hamparan-hamparan tersebut, jalan-jalan berasapal dengan warna hitam tampak seperti tali memanjang diantara di atas lautan pasir putih.
Kendaraan-kendaran yang melintas tampak seperti gerakan-gerakan yang konsisten menuju arah tertentu. Puluhan baloon mengudara pada saat yang bersamaan, ada yang posisinya dibawah,
di atas atau sejajar dengan posisi kita. Warna-warni baloon yang bertebaran di udara menambah keindahan udara Cappadocia pagi ini. Pilot intens berkomunikasi dengan operator di bawah. sekali-kali menambah volume gas untuk menambah ketinggian. Moment-moment indah yang tidak akan terulang manjadi sasaran empuk bagi ujung jari manis untuk menekan tombol on kamera Nikon. Sudut pandang moment 'bird eye view' dengan berbagai latar belakang, seolah-olah kita sebagai burung yang sedang terbang berburu sesuatu nun jauh disana. Pada titik tertinggi seperti yang tertera di altimeter, sang pilot memberitahu posisinya. Artinya kita akan segera turun. Pelan-pelan pilot mulai menurunkan ketinggian, komuikasi dengan operator dibawah untuk menentukan titik pendaratan.
Uniknya take off dan landing di tempat yang berbeda. Baloon-baloon yang lainpun demikian juga, satu persatu mulai menurunkan ketinggiannya. Detil-detil permukaan bumi mulai terlihat lebih jelas, termasuk lalulalang mobil yang melintas di jalan-jalan. Baloon semakin dekat mendarat, posisi pendaratan sudah dikomunikasikan, operator dan mobil bak terbuka sebagai landangan pendaratan sudah standby. Pendaratan pada posisi yang sempit dan akurat, memerlukan keahlian tersendiri, karena dituntut keranjang tepat mendarat diatas bak mobil mobil terbuka dengan ukuran yang mendekati sama. Beberapa kali pilot menambah gas untuk menaikan baloon dan bermanuver untuk memastikan posisi pendaratan tepat sasaran. Pada posisi tertentu, tali penghubung dilepas ke bawah. Operator menangkap dan membantu mengarahkan pendaratan baloon pada posisi yang tepat.
|
Landing |
Brakk...bunyi keranjang beradu dengan lantai bak mobil, landing tepat di posisi yang akurat. Satu persatu penumpang turun dengan senyum kepuasan. Operator lain di sisi yang lain menyambut kita dengan sederetan botol minuman (semacam sampagne) yang diletakan di meja kecil. Pilot menyampaikan selamat pada penerbangan yang lancar dan sebagai penghargaan satu persatu penumpang diberi medali dan segelas minuman. Tentu saja perlu dipastikan bahwa ini bukan minuman yang beralkohol. Yaah..ini hanya minuman ringan, semacam pepsi dan sejenisnya.
Kembali ke hotel untuk persiapan destinasi selanjutnya.
07:00 Sarapan pagi tersedia di lantai tiga/ lantai atas. Rupanya pemilik hotel sudah menunggu untuk menemani sarapan pagi yang sudah disiapkan. Setengah jam waktu sarapan, lebih dari cukup. Agen travel siap menjemput untuk daily tour siang-sore ini. Seperti paket-paket wisata di Marakech, daily tour diikuti beberapa wisatawan. Mereka harus menjemput satu-persatu di hotel yang berbeda. Pada kesempatan pertama, tak diduga bertemu dengan wisatawan asal negeri dewe, dari Sleman...oalaa. Sayangnya nggak bisa bisa ngobrol banyak, karena dia di plot di paket yang berbeda.
|
Selime Cathedral Cave |
Destinasi pertama mengunjungi Selime Cathedral di Akhsary berupa bangunan berupa goa di lereng bukit batu. Dibangun pada abad 8-9 pada masa pemerintah Byzantium untuk gereja, tempat tinggal dan pernah juga dipakai untuk markas militer. Selain ruang untuk beribadah, bangunan dibagi menjadi ruang-ruang yang dihubungkan dengan lorong-lorong sempit.
|
Pintu dan Lorong di Celimi Cathedral |
Jendela-jendela atau pintu-pintu menembus dinding goa, sehingga kita dapat melihat lembah sekitar. Ini rupanya yang tampak terlihat dari baloon, lobang-lobang dilereng bukit. Dari lobang ini kita bisa melihat bangunan-bangunan kampung sekitar Akhsary yang tampak jauh di depan. Satu-dua menara masjid menjulang tinggi diantara bangunan-bangunan di sekiarnya.
|
Kenampakan dari salah satu jendela di Celimi Cathedral |
Selanjutnya rombongan menuju Ihlara Valley. Bukit batu dengan keunikan tektur dan lekukan permukaan sepanjang puluhan kilometer dipisahkan lembah dengan sungai selebar 5-8 meter yang mengalir air jernih. Semua penumpang turun disini, mobil akan menjemput ditempat lain, pengunjung berjalan kaki untuk menuju kesana. Setelah membayar tiket masuk, penumpang dipersilahkan turun ke lembah dengan melewati tangga kayu yang dibuat berkelok mengikuti kelengkuan permukaan lereng bukit.
|
Ihlara Valley |
Dibutuhkan stamina yang cukup untuk melewatinya. Pada beberapa spot tertentu, sulit untuk tidak berhenti mengambil gambar untuk dokumentasi. Sampai dasar lembah, kesegaran aliran sungai mengurangi sedikit kepenatan. Perjalanan selanjutnya mengikuti sisi aliran sungai sepanjang lembah bukit menempuh waktu satu setengahjam-an smapai di titik penjemputan. Titik-titik untuk pengambilan gambar, fasilitas kamar kecil, kedai minuman dengan tempat istirahat tersedia dengan fasilitas yang cukup bagus. Sepanjang perjalanan
paket tour, pengantar ke bandara sudah siap di tempat. Sayang sekali tidak bisa berlama-lama di disini, hanya sekedar mengambil gambar dangan background Pigeon Valley, kami bergegas ke mobil jemputan menuju bandara. Bye..bye Goremee. Welcome Istambul..again.
|
Pigeon Valley |
|
Pigeon Valley |
30.4.2017...setengah hari di Istambul tidak banyak yang dikunjungi. Yang paling dekat adalah Takzim Square. Bekas barak militer yang dijadikan taman. Untuk mengenang mereka dibangun patung militer ditengah-tengah taman. Taman ini terletak di bukit, untuk menuju ke lokasi dapat berjalan kaki dengan jalan dengan kemiringan hampir 40 derajat. Tidak seramai di kawasan Sultan Ahmed, bisa jadi karena hari masih terlalu pagi. Tidak ada moment lain yang harus dilakukan selain pengambilan gambar dengan latar belakang monumen Taksim yang berdiri megah. Untuk pulang ke hotel rupanya ada jalur yang lebih cepat dan tidak melelahkan, naik trem. Baru tahu setelah tanya ke polisi wisata yang standby di sekitar taman.
Cek-out hotel jam 12:00..elveda istambul görüsürüz,jakarta... geri döndüm...Jakarta, I'll be back.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar