Istambul, kota 1000 masjid.
|
Rute Penerbangan |
21.4.2017 : tepat jam 21:30 wib dengan pesawat Saudi Air mengudara bersamaan dengan rombongan jamaah umroh dari beberapa kota. Sebelum boarding sempat bertemu dengan Dewi, salah satu anggota rombongan jamaah umroh dari kota Bogor.Yang menarik dari maskapai, banyak merekrut pramugari asal Indonesia, mungkin, dengan pertimbangan pangsa jamaah umroh Indonesia yang sangat besar jumlahnya.
desk transit yang disediakan maskapai, masih ada waktu dua jam untuk penerbangan lanjutan dengan pesawat yang lain. Sholat shubuh di ruang sholat sederhana yang penuh sesak dengan penumpang transit, kebanyakan jamaah umroh, dengan rute penerbangan ke berbagai negara. Fasilitas pelayanan publik yang kurang layak untuk level bandara intenasional dengan jumlah lalulintas penumpang transit yang demikian besar sepanjang hari. Ironis sekali. Delay beberapa puluh menit, jam 6:30an pesawat Saudi dengan nomor penerbangan SV265 boarding menuju Istambul dengan estimasi waktu penerbangan selama dua jam. Dengan sekali hidangan sarapan, tak terasa pesawat mendarat dengan dengan empuknya di landasan bandara Atarturk IA, Istambul. Letak geografi pada pertemuan dua benua, Asia dan Erupa, Atarturk IA ini merupakan salah satu bandara dengan tingkat kesibukan yang sangat tinggi. Sesuai dengan lcd yang terpasang di pintu kedatangan, bagasi siap diambil di konter 10. Sesuai rekomendasi dari
trip advisory dan sudah di booking sebelum perjalanan, menginap di hotel Seraglio. Hotel yang terletak di kawasan Sultanahmed dapat dicapai dengan berbagai transportasi, dengan pertimbangan efisiensi dipilih transport yang murah yaitu trem metro. Konter tiket tersedia di beberapa tempat. Yang murah jika menggunakan Istambulkart, jenis e-money yang dapat digunakan untuk perjalanan tranport umum oleh beberapa orang. Top-up/ isi ulang dapat dilakukan di konter-konter (Biletmatik) yang terpasang di banyak tempat. Dari peta yang terpampang, rute yang ditempuh adalah jalur merah, pada stasion ke 6 (Zeytinburnu) ganti jalur biru ke arah Kabatas dan berhenti di Sultanahmed, di depan Sultanahmed Koftecisi yang terkenal. Layaknya di tempat-tempat wisata, peta lokasi hotel yang dituju tidak terdeteksi. Berbekal alamat hotel lengkap, tanya kepada beberapa warga lokal tidak banyak tahu, diputuskan tanya ke sopir taksi. Pak sopir menelpon menanykakan alamat persisnya. Tentu saja, kompensasinya terpaksa naik taksi dia ...nggak tahunya alamat hotel berada beberapa blok saja. Karena naik taksi, kesannya jalannya muter agak jauh. 'Infaq' 40 TL(
turkish lyra) untuk pak sopir taxi...😥😥
Penerbangan Jakarta-Istambul menyita waktu +/- 13 jam, transit di Jeddah selama 2 jam, setelah terbang +/- 7 jam. Hidangan pertama disajikan jam 01:00 dinihari,dalam kondisi mengantuk menikmati 'sahur' berupa ikan dori, salat dan cake. Hidangan kedua empat jam kemudian, berupa mie dan ayam. Landing di Bandara Jeddah Int.Airport jam 4:10 waktu setempat, lapor pada
|
Menunggu Bagasi, Hotel Seraglio, Biletmatik,Rute Trem |
22.4.2017 10:00 : Hotel Seraglio. Kondisi hotel bersih walaupun kecil, cukup nyaman dan tidak terlalu jauh dari tujuan obyek wisata. Resepsionist sangat terampil dan tanggap dengan kebutuhan wisman. Dari brosur peta yang tersedia, di informasi bebrapa hal penting, antara lain posisi hotel dan beberapa destinasi utama yang wajib dikunjungi, antara lain Blue Mosque, Museum Hagia Sophia, Basilica, Museum Topkapi Grand Bazar yang terletak di kawasan Sultanahmed. Akses ke lokasi tersebut cukup berjalan kaki, fisik harus siap.
11:30 Blue Mosque. Obyek pertama adalah Blue Mosque (Sultan Ahmet Camii) sekaligus sholat dhuhur pada jam 14:25. Nama masjid biru mengecoh kesan pertama kali melihat langsung Blue Mosque. Dari luar, masjid yang terdiri dari satu kubah besar, beberapa kubah kecil dan empat menara sama sekali tidak ada unsur warna biru, semuanya berwarna abu-abu semen.
|
Interior dalam dominan kaca biru, halaman dalam masjid, imam sholat Shubuh |
Di luar taman, masjid dikelililing tembok kokoh yang berwarna krem, dengan tiga pintu utama setinggi +/- 3 meter. Di dalam tembok, sebelum masuk masjid, separuh merupakan ruang terbuka yang dikelilingi selasar selebar 5 meter-an dan di tengah terdapat bangunan seperti maqom Ibrahim di Masjidil Haram,
dengan diamater 5 meter-an dengan tinggi 3-4 meter-an. Di sisi kanan pintu masuk utama berderet kram pancuran untuk mengambil air wudhu. Ternyata ...sebutan biru berasal dari warna biru yang tampak dominan di interior kaca yang menghiasi sebagian besar di dinding-dinding dan jendela masjid.
|
Blue Mosque |
Masjid yg dibangun pada tahun 1606-1616 oleh Sultan Ahmed I, pada masa pemerintah khalifah Ottoman, terlihat indah jika dilihat dari dalam dengan background matahari. Detail arsitektur kaca jendela yang menutupi di semua sisi atas jendela dan jendela samping bangunan utama terlihat jelas, mengingatkan pada pembuatan kaca patri khas pengrajin Cirebon. Bagian tengah kubah yang menjulang dengan ketinggian 10 meter-an dibalut dengan ornamen yang selaras dan sewarna, menambah suasana khusyuk sebagai tempat ibadah. Dibuka dari mulai waktu shubuh (05:05) sampai dengan isak (21:37), semua turis diperbolehkan masuk (kecuali saat-saat sholat fardhu) dengan melepas alas kaki dan disediakan kerudung bagi pengunjung perempuan.
|
Karpet dominan warna merah dengan lampu gantung di tengah |
Pagar pemisah terpasang untuk pengunjung dan jamaah yang akan sholat. Karpet merah menghampar, mencerminkan ciri khas karpet turki. Mimbar setinggi +/- 3 meter-an berdiri kokok tidak jauh dari mihrab tempat imam memimpin sholat. Jamaah sholat fardhu (dhuhur) hampir memenuhi shaf belakang, kecuali sholat shubuh dengan 3 shaf. Jamaah kaum muda cukup banyak diantara para jamaah yang sholat.
|
Pintu Belakang Blue Mosque |
14:00 : Museum Hagia Sophia (Ayasofya Muzesi), terletak di sebelah timur laut Blue Mosque dengan berjalan kaki 10-15 menit. Untuk masuk pengunjung dikenai biaya 40 TL. Antrian cukup panjang, beberapa calo menawarkan jasa, tentunya ada tambahan biaya. Dibangun pada abad 6 pada masa pemerintah Romawi, pada awalnya digunakan untuk gereja Kristen Ortodok, selanjutnya dirubah menjadi katedral katolik Roma dan pada masa kekhalifah-an Ustmaniyah dirubah fungsinya menjadi masjid. Pada tahun 1930an pemerintah Turki merubah fungsi menjadi museum. Arsitektur Romawi terasa kental tergambar pada desain interior dalam. Lukisan keramik tempel dengan gambar Siti Mariam dan bayinya dengan tulisan-tulisan Latin, hampir semua dinding dipenuh gambar desain yang simetris.
|
Lukisan Mosaic dari Keramik nabi Isa-Ibu Mariam |
Lafaz Alloh Akbar dan Muhammad tertulis pada lingkaran berdimater +/- 5 meter menempel kokoh pada sisi kiri dan kanan altar yang berfungsi juga sebagai mimbar Imam.
Sayang sekali banyak gambar-gambar pada dinding yang mengelupas dan berubah warna dan di beberapa ruangan di blok tertutup menunjukan sedang ada proses restorasi. Ukuran bangunan lebih luas dari Blue Mosque, di samping sisi-sisi terdapat bangunan lantai dua. Ciri sebagai
museum terlihat dengan adanya banyak lukisan kaligrafi terpampang di sepanjang koridor sisi-sisi bangunan utama dan bisa disaksikan dari dekat oleh pengunjung.
Selain kubah utama, terpasang lampu gantung melingkar pada kubah-kubah yang lebih kecil sepanjang selasar dan sisi-sisi bangunan. Mimbar kotbah berdiri menjulang setinggi +/- 3 meter di sisi kiri mihrab tempat imam sholat. Di salah satu sisi menuju pintu keluar terdapat makam batu Eirene, istri Raja John II.
|
Lafaz Alloh & Muhammad di kubah dalam - Hagia Sophia |
Pada sisi luar terdapat bangunan madrasah, sekolah dasar, tempat wudhu. Kompas matahari sebagai penunjuk waktu sholat masih terpasang dan berfungsi dengan baik.Makam para khalifah antara lain Sultan Mehmed III, Selim II, Murad III, Mustapa I dan Sultan Ibrahim berjejer rapi berbungkus kain hijau.
|
Madrasah - Mimbar Imam Sholat Jum'at-Selasar untuk Ruang Pameran-
Plaza Luar Hagia Sophia & sekitarnya |
15:00 : Bacilica Cistern, bangunan penampungan air bawah tanah yang terletak barat daya museum Hagia. Untuk menuju penampungan,dikenakan tiket 20 TL, pengunjung harus menuruni tangga ke bawah setinggi 4,8 m. Suasana gelap hanya diterangi pada tapak jalan kayu yang disediakan untuk pengunjung. Diantara deretan tiang penyangga bangunan, terdapat dua tiang yang mempunyai desain unik yaitu ukiran kepala terbalik (Medusa) ke bawah dan miring yang ada di bagian bawah tiang. Dalam mitos Yunani, patung Medusa adalah monster ular bawah tanah.
|
Tiket Bacilica - Lorong menuju tiang Medusa (monster bawah tanah mitos Yunani -
Patung Medua menopang tiang-tiang |
|
Menu Makan Siang |
Tidak terasa perut berontak minta diisi. Banyak berderet resto-cafe lokal maupun internasional, dengan berbagai menu dan harga. Satu resto yang menarik dan konon sudah berusia puluhan tahun, Sultanahmed Koftecisi, terpampang stiker TipAdvisor. Acuan kuliner yang cukup membantu.
16:30 Grand Bazar, pasar cendera mata terbesar. Dari Sultanmet menggunakan trem cukup dua kali pemberhentian. Segala macam souvenir dan berbagai macam jenis karpet tersedia dengan harga yang bisa ditawar. Sepeti layaknya tempat wisata, pusat cenderamata ada di pasar ini. Karpet, t-shirt, lampu hias, scarf, baju koko, hijab dan lain-lain, dengan berbagai tingkat dan kualitas..dan, tentu saja, bisa ditawar.
|
Grand Bazar Istambul |
..................17:30 Gelata Tower, berdiri kokoh diantara bangunan-banguan bertingkat yang sangat padat. Dibangun pada abad 6, terdiri dari susunan batu-batu setinggi +/- 67 meter-an. Tarif tiket pengunjung 25TL. Sejak berdiri mengalami beberapa perbaikan dan fungsi, sebagai lampu mercusuar, tempat pengamatan astronomi, lokasi percobaan penerbangan menuju selat Bosphorus dan terakhir menjadi obyek wisata. Pada lantai atas/ puncak ada ruang restoran. Untuk menuju puncak disediakan lift ber-kapasitas 5 orang, pengunjung bisa menikmati pemandangan laut Bosphorus dengan 2 jembatan, Gelata Dan Atarturk. Tidak disarankan untuk pengunjung yang takut ketinggian, karena pada puncak hanya tersedia selasar selebar 2 orang berdiri untuk lalu lalang seputaran puncak tower.
|
Gelata Tower - Pemandangan ke arah Selat Bhosporus |
|
Restoran di puncak Tower Gelata |
|
Jembatan Gelata - Pemukiman di sekitar Tower |
23.4.2017 06:00 : Istana Topkapi. Sarapan pagi standart : telur rebus, salat, roti plus selai. Menuju istana Topkapi dengan berjalan kaki saja, 15'. Tempat kediaman para Sultan Kekhalifahan Ottoman dan menjadi pusat pemerintahan dan pendidikan. Tiket masuk pengunjung 40 TL. Dibangun pada abad 16 mencakup areal seluas +/- 20 ha, terdiri dari bangunan umum , ruang pertemuan, ruang tamu/ menteri, taman, teras dan Harem (ruang pribadi sultan dan keluarganya). Untuk masuk ke Harem dikenakan biaya tambahan sebesar 24TL. Posisi terain istana yang berada di puncak bukit dengan pemandangan ke arah timur ke Laut Bhosporus dan ke arah timur laut Benteng Marmara dan Semenanjung Marmara (the Golden Horn).
|
Pintu Gerbang Luar Istana Topkapi
|
|
Tiket Box pada Pintu Gerbang Dalam |
|
Imperial Council House |
Pintu gerbang luar berupa marmer abu yang menyerupai lengkung masjid, dengan batu batas ekspos warna merah bata tua.Pengunjung melewati pintu deteksi logam. Satu-dua orang penjaga militer siap siaga dengan senjata laras panjang. Sebelum menuju konter tiket yang berdekatan dengan pintu masuk utama, pengunjung menikmati taman yang luas dengan pohon-pohon tinggi nan rindang. Terdapat informasi yang cukup membantu, karena sebagian besar obyek wisata di Istambul adalah museum, pengunjung sebaiknya memberi Istambul Pass Museum seharga 85 TL untuk 10 museum yang tersebar lokasinya selama waktu 5 hari. Keuntungannya, jelas lebih murah dan tidak perlu antri lagi. Lafaz sahadat terpampang jelas di atas gerbang utama setinggi 3m dengan warna kuning emas. Bendera bintang dan bulan sabit warna putih di atas kain warna merah terang menggantung di atas tengan sisi dalam pentu gerbang, menunjukan simbol negara Turki.
|
Desain Jendela Patri dan Kerangka Jendela |
Imperial Council Hall ruang pertemuan para tamu dan sultan melakukan rapat-rapat membahas masalah-masalah pemerintahan. Hanya ruang kosong dengan dinding-dinding dan atas yang dihiasi dengan aneka tempelan marmer dan lukisan dengan aneka desain khas Turki. Berbagai desain dan corak jendela dan pintu menambah keindahan bangunan.
Koleksi istana disimpan dalam ruang-ruang sesuai dengan temanya yaitu jam, persenjataan, peralatan makan, masak dan lain-lain. Koleksi jam dengan berbagai bentuk, ukuran dan desain yang sangat rumit dan mengagumkan. Demikian juga koleksi senjata dan baju untuk berbagai even, dan kedudukan. Diantara koleksi yang mengagumkan, terdapat koleksi yang sangat menomental yaitu bagian fisik badan dan peralatan yang digunakan Nabi Muhamad Saw, antara lain janggut, gigi, telapak, jubah. Juga ada jubah sahabat Ustman bib Affan, mushasf Al Qur'an. Di ruang bersebelahan, sayup-sayup terdengar alunan ayat-ayat suci Al Qur'an. Seorang ichwan sedang duduk membaca ayat-ayat suci diantara panel-panel pameran. Subhanalloh. Sayang tidak diperkenankan mengambil gambar.
Ruang audensi berupa hall dan ruang terbuka digunakan untuk menerima laporan dari gubernur-gubernur dari daerah. Teras istana berupa hamparan terbuka yang bisa memandang ke selat Marmara dan daratan seberang. Tampak di kejauhan jembatan Atturk dan Menara Gelata, berdiri megah di antara bangunan-bangunan rumah warga.
|
Pemandangan dari teras belakang ke arah Jembatan Gelata |
|
Ruang Pribadi (Harem) |
|
Pemandangan ke arah Selat Bhosporus - Restoran - Benteng Adm Piri Reis |
|
Jembatan Gelata - di kejauhan Blue Mosque dan Hagia Sophia
|
|
Kapal Wisata Teluk Marmara - Kuliner Bawah Jembatan Gelata |
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar