Kamis, 16 April 2020

Masjid | Mosque | Mesquita | Mecset | Sawon | Cami

Masjid Baiturahman, Banda Aceh, 2010

Sebagai umat muslim yang konsisten dalam menjalankan rukum Islam, keberadaan masjid merupakan kebutuhan rohaniah yang sangat diperlukan. Perjalanan safar atau berdiam di tempat baru yang pertama dicari adalah dimana masjid yang terdekat untuk bisa menjalankan kewajiban sholat fardhu. 
Samarinda Islamic Centre (2018)
Bahkan perjalanan wisatapun dikemas dalam bentuk kunjungan ke masjid-masjid para wali atau ulama. Tak kalah trend dalam mengikuti strategi pemasaran, pengembang property,  walaupun mayoritas non muslim, minta kepada konsultan arsiteknya untuk mendesain masjid atau mushola sebagai salah bagian pelayanan pada pusat-pusat perbelanjaan kelas atas yang akan akan dibangun. Alhamdulillah..demikian masifnya kesadaran gerakan membangun masjid atau mushola, di kampung-kampung banyak mushola direhab dengan desain kekinian dengan fasilitas penyejuk udara dengan semangat ingin memberi rasa nyaman dan khusuk dalam beribadah.


Demikian juga di wilayah  pedesaan, masjid Muhajirin nun di pelosok desa Mataosu, Kec. Watubangga Selatan, yang biasa ditempuh dengan waktu tiga jam dari ibukot Kab. Kolaka, Sultra. Dengan kondisi seadanya, warga desa merasa nyaman untuk beribadah. Atau masjid Darul Bahar di pulau Kera, pantai lepas kota Kupang NTT. Dalam kondisi apapun mushola, masjid, lapangan atau ruang terbuka yang biasa digunakan untuk berdialog dengan Alloh merupakan rumah Alloh. Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan , al-ardhu masjid (bumi adalah masjid). Dengan demikian bumi ini bersih dan dapat digunakan untuk bersujud.  Pendaki yang sholat di lereng gunung, pengguna transportasi umum yang sedang ‘sujud’ menghadap sang Khaliq, seorang pemain bola yang melaksanakan kewajiban fardhunya si-sela-sela waktu istirahat di ruang ganti pakaian 

Masjid Darul Bahar(atas) & Masjid Muhajirin (bawah)
atau seorang pemulung yang berwudhu dilanjutkan sholat di atas tumpukan karton berkas di jembatan, sama dengan orang yang sujud di atas sajadah di rumah atau di masjid. Masjid dalam perspektif Alquran tidak selamanya berarti bangunan khusus untuk beribadah bagi umat Islam. Peristiwa Isra Mi’raj merupakan tonggak bersejarah icon umat muslim sebagai rekapitulasi cara beribadah umat-umat sebelum Rasululah SAW.  Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, yang menyembah Alloh yang Ahad dengan cara dan waktu yang berbeda-beda, atas perintah Alloh  mewajibkan Muhmmad dan  umat-nya untuk menjalankan ibadah sebagaimana yang kita lakukan saat ini.  Isra yang bermakna perjalanan perjalanan dari dua tempat yaitu Masjid Haram di Makkah dan Masjid al Aqsa di Palestina (QS Al-Isra’ 17:1). Awalnya kedua masjid bukan berupa bangunan megah yang saat ini kita saksikan bersama, hanya bangunan sederhana tidak berlantai dan tidak beratap apalagi berpendingin.


Dari Masjidil Haram ke Masjdil Aqsa

Masjid memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan dakwah Islam dan penyebaran syiar-syiar agama Islam. Di sanalah tempat didirikan sholat jama’ah dan berbagai kegiatan kaum muslimin. Seluruh manusia yang membawa perbaikan terhadap umat Islam ini, merupakan produk ‘jebolan pendidikan’ yang berawal mula dari masjid. Taman Pendidikan Alqur’an (TPA) yang merupakan pendidikan agama (Islam) untuk anak-anak hampr selalu dijumpai di setiap masjid atau mushola. Media dan sarana untuk memperkenalkan akhlaq, hukum/fikih dan sirah/sejarah yang sangat Islam mendasar bagi generasi milenial.  Konon Einstein pernah mengatakan Science without religion is lame, religion without science is blind. 
Pintu Babussalam di Masjidil Haram, Mekkah (2007)
Walaupun dia sendiri seorang agnostik (pendapat bahwa ada atau tidaknya Tuhan tidak dapat diketahui), ungkapan itu sangat relevan. Sekedar contoh, bagaimana kita bisa belajar membaca Alqur’an dengan bacaan yang benar (tahsin), jika tidak belajar tentang ilmu tentang tasjid, tanwin, izhar, idgham, iqlab dan lain-lain.
Masjid Mutawamah,Sanggau
Apa yang akan terjadi jika pembuatan suatu regulasi, misalnya tentang makanan, tidak mempertimbangkan bahwa dalam proses pembuatan makanan harus memperhatikan kaidah-kaidah kehalalan dan kebersihan. Dan lain sebagainya, banyak seklai contoh-contoh keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan antara ilmu dan agama.


Masjid Raya Baitul Izza, Bengkulu, 2019

Keutamaan belajar di masjid antara lain  1) Tempat yang dicintai Allah, sebagaimana hadist, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tempat yang paling dicintai oleh Allah dalam suatu negeri adalah masjid-masjidnya dan tempat yang paling Allah benci adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim). Sehingga belajar di tempat yang dicintai Allah merupakan sebuah nikmat tersendiri bagi mereka yang berpikir dan bersyukur.
Selasar Masjid Al Azar, Kairo, Mesir, 2019



Bukan berati pasar tidak ada nikmat syukur-nya. Transaksi jual beli yang dilandasi kejujuran, memprioritaskan kehalalan, menghindari gharar (ketidakjelasan sehingga ada unsur penipuan), meruapakan salah satu keberkahan dalam mencarei rejeki di pasar.    2) Menjadi golongan yang memuliakan masjid, artinya adalah orang-orang yang menghidupi masjid. Menjadikan ke masjid sebagai ‘keharusan’ yang jika tidak dilakukan maka dia akan rugi. Allah berfirman dalam QS, At Taubah ayat 18 yang berbunyi :

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا ٱللَّهَ ۖ فَعَسَىٰٓ أُو۟لَٰٓئِكَ أَن يَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُهْتَدِينَ  artinya “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS, At Taubah, 18).
Masjid Murad Pasa, Istambul, 2018


3) Menjamin waktu shalat dan dapat berjamaah, karena keberadaan kita di masjid hingga waktu sholat fardhu memberi kepastian untuk melaksanakan sholat berjamaah tepat pada waktunya. Kesibukan dunia sering, bahkan sangat sering, seseorang  lupa, sengaja atau terpaksa untuk menunda kewajiban untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim.  Keinginan dibarengi dengan kesadaran yang tinggi akan pentingnya ‘melapor’ merupakan obat yang sangat manjur dalam menyelesaikan berbagai persoalan masalah dunia tersebut.


Masjid Namira, Lamongan, 2019

4) Dapat berguru ilmu keislaman dari Ustadz/Alim Ulama’ yang lebih ahli dalam bentuk pengkajian, berdiskusi, mendengarkan ceramah atau kultum di masjid juga merupakan berkah yang bisa kita dapatkan. Pasalnya, dengan hal tersebut kita bisa belajar dengan didampingi ustadz atau alim ulama yang lebih ahli dibanding kita. Bahkan, dalam Tafsir yang lebih tinggi, pala ulama’ menyebutkan bahwa :

Masjid Koutubiyyah, Marakesh, Maroko, 2017. Salah satu Madrasah Islam Tertua di dunia.

Masjid Jamek, Malang, 2019
Berguru dan mengkaji dari banyak ulama dengan latar belakang keahlian, sangat dianjurkan sehingga kita bisa memebandingkan sekaligus bersikap kritis dalam mensikapi perbedaan penafsiran suatu hukum.

“Diwajibkan bagi orang yang mencari jalan yang benar (belajar agama) untuk mencari seorang guru yang benar, dan di bawah arahan guru yang sempurna dan bisa menyempurnakan sehingga bisa menghantarkan kepada hakikatnya keyakinan dengan mengedepankan kekuatan ruhani mengalahkan kekuatan jasmani (akal fikiran).


5) Menyambung tali silaturahim antar sesama muslim karena karena kehadiran di masjid  (baik dalam urusan tholabul i’lmi maupun salat),  kita juga akan sering bertemu  dengan saudara-saudara muslim kita. Bahkan di zaman sekarang, kita terkadang bekerja di satu kantor, ataupun kuliah di satu universitas dengan teman kita namun kita jarang bertemu. Masjid merupakan titik temu dimana orang-orang beriman akan saling berjumpa, dengan kata lain, kita dapat menyambung tali silaturahim saat berpapasan. 

Masjid Punchbowl, Sidney, 2010, berupa rumah
6) Mendapat khusnudzon dari orang lain. Seseorangmanusia, akan dinilai oleh orang lain dari penampilan dan kebiasaan. Jika kita sering berkebiasaan buruk, maka orang lain juga akan menilai kita buruk. Disisi sebaliknya, jika kita berkebiasaan baik, maka kita akan dinilai baik. Itulah kenapa, jika kita sering pergi ke masjid, orang lain akan melihat kita dengan prasangka baik. Bahkan, insyaallah kita dapat terhindar dari fitnah. 

Masjid Raya Viena, Austria, 2018
 7) Kebiasaan yang akan menjauhkan dari maksiat. Jika kita sering menuntut ilmu di masjid dalam kajian ilmu, dan atas niat karena Allah kita membiasakan diri, maka lama kelamaan hal tersebut akan menjadi rutinitas. Rutinitas yang positif akan membawa berkah, dan menghindarkan kita dari hal-hal yang bersifat negatip.

Mushola Tanjung Aan, Kuta, Lombok Tengah, 1988
8) Menimbulkan rasa aman dalam menuntut ilmu. Masjid merupakan rumah Allah. Dan atas kehendak-Nya, maka yang belajar di dalamnya akan diberikan keamanan secara fisik dan secara hati. Menimbulkan perasaan yang damai sehingga saat kita melakukan kegiatan di dalamnya, kita akan lebih ‘kusyu’.
Masjid An Nur, Pekanbaru, Riau, 2017


9) Suci secara hati dan tempat. Semakin dikunjungi, maka masjid tersebut semakin bersih. Itulah sifat dari masjid. Bukan hanya dari tempatnya, tapi juga dari kaum muslimin yang mengunjunginya. Saat kita belajar di masjid, kita akan terhindar dari hal hal yang kotor. Hal-Hal kotor tersebut adalah hadas, dan juga perkataan maupun perbuatan buruk orang lain. Karena kita sebagai muslim yang baik, akan selalu senantiasa mempraktekkan adab dalam bermajelis di masjid.


10) Akan diselamatkan di hari kiamatKeutamaan yang lain, bahwasanya bagi orang-orang yang sering belajar ataupun beribadah di masjid (bahkan dalam tingkatan sudah mencintai masjid). Maka orang tersebut termasuk salah satu dari tujuh golongan orang yang akan diselamatkan Allah di hari kiamat. Disinggung di riwayat at-Tirmidzi (dalam tujuh golongan orang yang dinaungi Allah pada hari kiamat) salah satunya adalah : “Seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, apabila ia keluar dari masjid hingga kembali kepadanya “


Masjid Raya Kuching, Serawak, 2018
11) Menjadi semakin beriman kepada Allah. Semakin bertemu, maka semakin cinta. insyaAllah, apabila kita sering bertamu ke masjid dalam urusan ibadah dan belajar, maka Allah akan semakin menyayangi kita. Dan setiap hal yang kita pelajari di masjid, ataupun ibadah yang kita lakukan didalamnya, menjadi pertimbangan oleh Allah dalam mengabulkan setia doa-doa yang kita panjatkan. Aamiin.

Ismalic Centre, Samanrinda
Masjid adalah pasar akhirat, tempat bertransaksinya seorang hamba dengan Allah. Di mana Allah telah menawarkan balasan surga dan berbagai kenikmatan di dalamnya bagi mereka yang sukses dalam transaksinya dengan Allah.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu mengatakan,“Masjid adalah rumah Allah di muka bumi, yang akan menyinari para penduduk langit, sebagaimana bintang-bintang di langit yang menyinari penduduk bumi". Bagi muslimin sudah selayaknya kita mempunyai peran sekaligua tanggungjawab untuk selalu menjadi bagian dari saksi keramaian dan kemakmuran masjid. Insya Alloh kelak masjid pun akan bersaksi untuk kita dalam menanamkan kebaikan-kebaikan.

Masjid Kapitan, Penang, Malaysia (2014)

Keutamaan memakmurkan masjid bagi yang hatinya termabat di masjid yaitu 1) Mendapatkan naungan Allah sebagai tercantum pada hadist Rasulullah SAW, “Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan Allah, di hari tak ada lagi naungan selain naungan–Nya… (diantara yang rasul sebutkan)… Seorang yang hatinya senantiasa terkait dengan masjid” (Muttafaqun ‘alaihi). Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan makna hadits ini dengan mengatakan, “Hadits ini menunjukkan bahwa keterkaitan hati seorang dengan masjid disebabkan sangking cintanya diri orang tersebut dengan masjid.” (lihat Fathul Bari’ oleh Ibnu Hajar).   Seorang perantau yang berada di lingkungan yang tidak se-qidah, keterikatan hatinya yang selalu berada di masjid, dengan berbagai upaya dan ikhtiar membangun masjid. 
Menjelang sholat shubuh di Masjid King Abdullah, Amman (2017)

 2) Tiap langkah nya berbalas derajat dan terampunkan dosa, sebagaimana termaktub pada hadist, “Shalat di masjid dengan berjamaah itu dilebihkan 25 derajat dari shalat yang dikerjakan di rumah dan di pasar. Sesungguhnya jika salah seorang diantara kalian berwudhu kemudian menyempurnakan wudhunya lalu mendatangi masjid dan tak ada keinginan lain kecuali hendak shalat, maka tidaklah ia melangkah dengan satu langkah pun melainkan Allah mengangkatnya satu derajat dan terhapus darinya satu kesalahan” (HR. Muslim).  Ketidakhadiran dalam ber-sunah dalam suatu kewajiban ibadah merupakan suatu kerugian. 

Masjid Raya Itaewon, Seoul (2010)
3) Sakinah, rahmat dan disebut namanya didepan Malaikat, sebagiamana disebutkan dalam hadist “Dan tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, mereka membaca kitab Allah, saling mempelajarinya diantara mereka, melainkan sakinah (ketenangan) diturunkan kepada mereka, rahmat Allah akan meliputi mereka, dan para malaikat akan senantiasa menaungi mereka. Pula, Allah akan menyebut nama mereka di hadapan malaikat yang berada di sisi-Nya” (HR.Muslim)

Masjid Dome of the Rock, Komplek Masjidil Aqsa, Pelestina, 2019
Teladan Generasi Terdahulu dalam Kejayaan Islam. Lembaran sejarah di masa silam, sudah pernah terhiasi dengan tinta kejayaan islam. Maka sudah sepatutnya kita mencontoh generasi terdahulu mengenai sikap mereka dalam memakmurkan masjid. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan, 
Grand Mosque, Amman, 2017

“Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan Allah kelak dalam keadaan muslim, maka hendaklah ia menjaga shalat lima waktu tatkala adzan telah diseru. Sesungguhnya Allah telah mensyariatkan sebuah sunnah yang agung dan shalat berjamaah adalah diantara sunnah tersebut ". 
Masjid Al Aqsa, Palestina, 2019
Seandainya kalian shalat di rumah-rumah kalian, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang belakangan maka sungguh kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian. Jika kalian telah meninggalkan  sunnah Nabi kalian, maka sungguh kalian telah berada dalam kesesatan” (HR. Muslim)
Demikianlah sahabat nabi mewasiatkan pesan-pesan ketaatan. Begitulah pula, dengan generasi setelahnya. Ada banyak keteladanan yang bisa kita jadikan panutan. Belum sampaikah kepada kita kisah tentang Sa’id bin Musayyib, seorang ulama tabi’in yang mana ia tak pernah mendengar suara adzan melainkan ia sudah berada di dalam masjid terlebih dahulu? Al Qadhi Taqiyuddin Sulaiman berkata, “Aku sama sekali tidak pernah shalat wajib sendirian kecuali dua kali. Dan ketika aku shalat seorang diri, seolah-olah aku seperti tidak melaksanakan shalat”. Pula, Asy Sya’bi yang berkata, “Tidaklah datang waktu shalat, melainkan saya rindu kepadanya. Sejak saya masuk Islam, tidaklah telah tiba waktu iqamah shalat dikumandangkan, melainkan saya telah dalam keadaan berwudhu.” 
Masjid Raya Pelalawan, Riau, 2014

Atau belum terdengarkah di telinga kita, kisah Ar-Rabi’ bin Khaytam yang lumpuh kakinya, akan tetapi ia masih bersegera pergi ke masjid dengan dibantu oleh dua orang laki-laki. Dikatakan kepadanya, “Hai Abu Yazid! Kamu memiliki udzur untuk mendirikan shalat di rumahmu. “Benar.” Ia lanjut menjawab, “Akan tetapi aku mendengar seruan hayya ‘alal falaah (Mari Kita Menuju Kemenangan). Dan aku kira, bagi sesiapa yang mendengar ajakan ini, seharusnya ia menjawab dan memenuhi panggilannya meskipun datang dalam keadaan merangkak”.
Masjid Jamek Bengkulu, 1995

Ragam Masjid. Masjid pertama  yang  dibangun  oleh  Rasulullah  Saw.  adalah Masjid   Quba',  kemudian  disusul  dengan  Masjid  Nabawi  di Madinah. Terlepas dari perbedaan pendapat ulama tentang masjid  yang  dijuluki  Allah  sebagai masjid yang dibangun atas dasar takwa (QS Al-Tawbah  [9]:  108),  yang  jelas  bahwa  keduanya dibangun  atas  dasar ketakwaan, dan setiap masjid seharusnya memiliki landasan  dan fungsi  seperti  itu.  Seringkali arsitek bangunan masjid mendapat inspirasi dari konsep bangunan manusia muslim, misalnya atas dasar ketakwaan yang berdasark tiga pilar yaitu  Iman, Islam dan Ihsan. Konsep ini yang mendasari Soekarno muda mendesain ulang masjid tua (warisan alm Sentot Ali Basya) pada tahun 1940an yang belakangan bernama masjid Jame terletak pusat kota lama Bengkulu.
Salah satu atap bangunan Masjid Tiban, Turen, Malang, 2013
Atas bangunan bertingkat tiga merupakan ciri khas bangunan tersebut seolah mengingatkan kepada umat Islam untuk berIman dan selanutknya mencapai rido Alloh dendan berIhsan.
Sebaliknya bangunan masjid yang dibangun tanpa bantuan arsitek yaitu sebuah masjid unik di ponpes Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaair Rahmah di Turen, Malang. Romo Kiai Ahmad, pimpinan ponpes bukan seorang arsitek, membangun masjid 10 tingkat ini secara bertahap dengan terlebih dulu sholat isthikaroh. Pengerjaan semuanya dilakukan oleh santri secara bertahap sesuai dengan bahan material sumbangan jamaah yang ada. Hasilnya sangat unik, perpaduan ciri khas Cina, Timur Tengah dan lokal dengan dominasi warna biru benhur.

Masjid Sunan Kudus (2009)  & Masjin Sunan Giri Gresik (2020)

Penyebar siar Islam, khususnya di Jawa, tidak lepas dari peran Wali Songo. Mencontoh dakwah Rasulullah yang pertama di bangun adalah masjid, pun para Wali demikian juga. Masjid peninggalan mereka masih tegak berdiri, baik yang masih asli atau sebagian sudah mengalami restorasi.


Masjid Abubakar, Johor Baru, Malaysia, 2010

Sasaran penyebaran Islam efektif di lingkungan penguasa, pada saat itu  (abad-abad pertengahan kejayaan pemerintah Islam) adalah lingkungan kerajaan. Kerajaan Sri Indrapura merupakan salah satu kerajaan Islam di  Siak, Riau pada abad 17. Rajanya, Abdul Jalil Rahmad Syah, membangun istana dan masjid (masjid Raya Syahabuddin) di dekat sungai Siak. 
Masjid Syahabudiin di dominasi dengan warna kuning orange  dengan halaman yang luas dan asri dengan taman yang asri.  Kerajaan Siak ini merupakan pecahan dari kerajaan Johor yang mengalami perebutan kekuasaan, menjadi kerajaan Johor-Lingga dan kerajaan Siak Sri Indrapura. 
Masjid Sri Indrapura, Siak, 2014
Masjid Abu Bakar yang terletak di jl. Gertak Merah  tidak jauh dari Istana Besar Johor, merupakan masjid yang dibangun pada masa pemerintah sultan Sultan Abu Bakar bin Temanggung Daeng Ibrahim pada abad 18.

Masih di wilayah Sumatera, tepatnya di pulau Penyengat, Kepulauan Riau, berdiri megah masjid Sultan Raya Riau. Terletak tidak jauh dari pelabuhan dermaga pulau Penyengat (satu jam perjalanan dari pulau Batam menggunakan perahu boat atau 15 menit dari kota Tanjungpinang). Bangunan masjid merupakan salah bangunan dari kerajaan Johor- Lingga.  Bangunan lain yaitu Istana/Rumah Raja, Makam-makam Raja, Museum dan Balai Adat Melayu. Raja Ali Haji, adalah salah satu raja kerajaan Lingga pada abad 18an dan seorang penyair yang terkenal sekaigus Pahlawan Nasional. Salah satu karyanya yang terkenal dan fenomental adalah Gurindam 12.  
Masjid Sultan Raya Riau di Pulau Penyengat, 2010
Pada gurindam satu membicarakan tentang akhlaq berlandaskan Alqur’an yang merupakan dasar dari setiap perikehidupan menusia dalam bersosial dan bermasyarakat.



Barang siapa tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
Maka ia itulah orang yang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah,
Suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
Barang siapa mengenal dunia,
Tahulah ia barang yang teperdaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
Tahulah ia dunia mudarat.



Masih di masa yang sama (abad 18-19) dan pulau yang sama, tepatnya di kota Medan. Mesjid ini dahulu juga diprakarsai oleh Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah pada tahun 1906-1909 dan letaknya menyatu dengan kawasan Istana Maimun dari Kesultanan Deli.  Namun karena pesatnya perkembangan kota, masjid ini dari kawasan istana dipisahkan oleh jalan dan rumah penduduk.

Gaya arsitekturnya khas Timur Tengah, India dan Spanyol berbentuk segi delapan dan memiliki sayap di bagian selatan, timur, utara dan barat. Layaknya di wilayah kerajaan Lingga, kerajaan Sri Indrapura Siak,  warna kuning menjadi warna dominan hampir di setiap bangunan. Mesjid yang menjadi kebanggaan masyarakat Medan ini tak hanya menjadi tempat ibadah,tetapi juga menjadi objek wisata religi bagi para pendatang karena arsitekturnya yang cantik dan unik. Waktu magrib tiba, lampu-lampu masjid sudah mulai menyala berbarengan dengan suara adzan mengingatkan untuk hadir di masjid. Tiga kubah menjadi ciri khas diserta sorot lampu yang menyinari, menggugah sekaligus mengagumi keindahan dan keskaralan bangunan mesjid yang berusia seabad lebih. Karpet  merah terbentang di dalam mesjid, sebuah mimbar kayu menghiasi ruangan, hiasan kaligrafi berjajar dalam lingkaran kubah nan tinggi.
Pusat Kebudyaan Cordoba, Masjid Raya Kota Bratislava, Slovakia, 2018



Nun jauh disana di daratan Eropa Tengah, wilayah negara-negara Balkan, pecahan bekas negara yang bernama Chekoslovakia, yaitu negara Slovakia  ber-ibukota di Bratislava. Diantara lorong-lorong pusat pertokoan di jalan Obchodna, terpampang tulisan kecil Kulturne Centrum – Culture Centre Cordoba diantara tulisan-tulisan lainnya (ada tempat tatoo, bar dan lain-lain). Jika masuk ke lorong tersebut, itulah masjid yang ada di kota ini (mungkin negara ini). Kenapa tidak disebut mosque ? Karena negara belum memberi ijin sebagai imbas dari belum diakui Islam sebagai salah satu agama.  Walaupun wilayah pernah menjadi wilayah kekhalifahan bani Ustmaniyah. pada abad 18. Runtuhnya kesultanan Turki, kendali kembali ke pemerintah Nasrani, komunis dan Nasrani kembali sampai saat ini. Jangan heran kalau di sebelah bangunan kecil masjid (yang lebih menyerupai ruang kursus) merupakan tempat membuat tato dan kafe bar dalam satu lorong jalan selebar 4 meter-an.

Budapest Mecset, Masjid Jami Kota Budapest, 2018. Baju putih takmir masjid.



Agak berbeda dengan negara tetangganya, Hungaria. Di ibukota di kota Budapest berdiri megah masjid Jame (Budapest Mecset). Penyebaran Islam  tidak lepas dari peran sorang ulama bernama Gul Baba yang hadir bersamaan dengan inv asi kesultanan Turki pada abad 16. Jadi Islam bukan agama yang baru, tetapi karena penguasa dibawah pengaruh gereja, perkembangan Islam terhambat. Imam saat seorang imigram Pakistan yang bernama Sofyan (?) yang tidak asing dengan warga melayu, karena pernah tinggal lama di Kualalumpur.


Masjid Mohammed, Perth, 2009

Lain lagi di negara kanguru, salah satu masjid yang tertua di Perth, WA, Australia, bernama masjid Muhamad , yang terletak di William Str. Berdiri tahun 1900an oleh seorang imigran muslim dari Punyab, India bernama Mohhamed. Bangunan berlantai dua terletak di pojok dengan halaman yang cukup luas berderatan dengan pertokoan dan restoran. Seperti masjid-masjid lain, pintu gerbang masjid hanya dibuka pada saat jam-jam sholat fardhu saja. Pada hari Jum’at masjid penuh dengan jamaah  dan  setelah sholat adalah kesempatan jamaah (sebagian besar imigran dari Asia) untuk bersilarahmi sambil menikmati minuman gratis yang disediakan pengurus masjid.


Masjid Prism di lokasi Perkebunan Tek Paldua, Karyamukti, Cianjur, 2009

Dipelosok salah satu desa di Kabupaten Cianjur, tepatnya di desa Karyamukti, Kec. Campaka, Kab. Cianjur terdapat masjid mungil ditengah perkebunan teh Paldua, masjid Prism Mosque Paldua. Namanya internasional citarasa lokal dengan dengan desain futuristik atap berkubah lancip segi banyak dengan warna biru benhur dan sedikit putih di bagian bawah. Letaknya di sebelah pintu gerbang menuju situs Gunung Padang, jika kita masuk dari stasiun kereta api Lampegan. Unik.
Masjid Suriansyah, Kuin, Banjarmasin, 2012

Di Kalimantan Selatan, tepatnya di kota Banjarmasin, lebih tepat lagi di tepian sungai Kuin (dikenal sebagai Banjar Lama), terdapat masjid yang didominasi warna hijau daun, namanya Masjid Sultan Suriansyah atau Masjid Kuin. Salah satu masjid tertua yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah (1526-1550), Raja Banjar I yang memeluk gama IslamMasjid ini memiliki bentuk arsitektur tradisional Banjar, dengan konstruksi panggung dan beratap tumpang. Pada bagian mihrab masjid ini memiliki atap sendiri yang terpisah dengan bangunan induk.


Masjid Babussalah, Alor Besar, Kab. Alor, NTT, 2012
Alqur'an Tulisan Tangan

Nusa Tenggara Timur, wilayah yang mayoritas beragama Nasrani, dijumpai Alqur’an kuno yang ditulis dengan tangan diatas kulita kayu. Konon ceritanya Alqur’an dibawa lima bersaudara dari Kesultanan Baababulah di Ternate pada abad 16 untuk menyebarkan siar Islam. Sampai saat Alqur’an masih tersimpan dengan kondisi yang sangat memprihatinkan oleh salah seorang ahli warisnya tidak jauh dari masjid Babbusalah di Alor Besar, Kab. Alor

Masjid Agung Keraton, Bau-bau, Kab. Buton (2017)

Salah satu peninggalan masjid dari kerajaan Islam di pulau Buton adalah Masjid Agung Keraton (Masigi Ogena) kota Bau-bau.  Dibangun pada 1712 dengan ukuran 21×22 meter ini dapat memuat 1000 jamaah dan memiliki 12 pintu masuk. Letaknya di ketinggian. Ada sejumlah anak tangga beton untuk mencapai pintu utama. Bangunannya didukung tiang-tiang dan kerangka kayu kelas satu. Keunikan Masjid Agung Keraton adalah adanya liang atau puse na tanah (pusatnya tanah/bumi) di dalam masjid yang dipercaya “terhubung” langsung ke Mekah.Sebelum dibangun masjid, di sini adalah tempat pertemuan rahasia. Saat berfugsi sebagai tempat pertemuan itulah terdengar azan dan shalat dari liang di tanah. Suara itu diyakini berasal dari Mekah.


Masjid Gede Kauman Yogyakarta, 2019
Menara Masjid Karaton Solo





Salah satu ciri pusat kota-kota lama di Jawa terdapat bangunan-bangunan tertentu, antara lain istana kerajaan (sekarang menjadi kantor bupati/ walikota), masjid, lembaga pemasyarakatan dan lain-lain. Untuk wilayah di sekitar masjid biasanya disebut Kauman (berasal dari kaum imam, yaitu pemimpin umat atau imam masjid). Salah satu masjid kauman yang terkenal yaitu masjid Gede Kauman Yogyakarta. Dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I tahun 1773.  Dalam pembanguan abdi dalem kreteg (arsitek) mendesaian dengan menggunakan simbol-simbol Islam. Atap bersusun tiga melambangkan pencapaian kesempurnan hidup manusia yaitu hakikat (alhaqiqa), syariat (alasyri) dan ma’rifat. Di bagian ujung teratas lapisan atap tersebut terdapat mustaka berbentuk daun kluwih-se’jenis buah sukun- bermakna keistimewaan bagi individu yang telah mencapai kesempurnaan hidup, dan gadha berbentuk huruf alif sebagai perlambang hanya Allah yang satu. Perpaduan semua simbolisasi tersebut memuat makna bahwa orang yang telah menjalani hakikat, syariat, dan ma’rifat, hidupnya akan selalu dekat dengan Allah Yang Maha Esa.
Pada pintu masuk masjid dibangun pintu gerbang yang disebut gapuro. Kata gapuro ini berasal dari kata ghafuro yang berarti ampunan dari dosa. 
Masjid Soltan, Singapore, 2017
Gerbang berbentuk Semar -seorang tokoh punakawan dari pewayangan Jawa- yang akan mengasuh, menjaga, dan memberi suri teladan kepada para raja dan kesatria. Ruangan ini berdinding batu alam putih dengan tiang-tiang yang terbuat dari kayu jati utuh tanpa sambungan berusia 4-5 ratus tahun. Lantai ruangan terbuat dari marmer sama sekali tidak terdapat sapuan cat di ruangan ini, menandakan bahwa setiap orang yang hendak beribadah harus dalam kondisi suci. Demikian juga dengan desain dan bangunan masjid Keraton Solo


Pedagang Jawa yang merantau ke Singapore meninggalkan warisan berupa masjid beraksitektur Jawa yaitu masjid Soltan yang terletak di Oman Str. Simbolisasi falsafah Jawa yang bernafaskan Islam dalam bentuk atap limasn bersusun tiga, melambangkan sifat hakikat, syariat dan mar’rifat.


Mushola Tuanku Imam Bonjol, Lota, Manado (2010)
Nun jauh di ujung pulau Sulawesi, tepat nya di kota Menado, dimakamakan seorang pahlawan nasional yang berasal di Sumatera Barat. Beliau bernama Tuanku Iman Bonjol yang nama aslinya Peto Syarif Ibnu Pandito Bayanuddin seperti yang tertera pada nisan makam. Sebagai seorang yang muslim yang istikomah dibuktikan dengan tidak bersedia kerjasama dengan penjajah Belanda, sehingga diasingkan sampai meninggal (tahun 1774) di Lota, Manado. Sulawesi Utara. Salah satu peninggalan yang masih dimanfaatkan sampai saat ini yaitu Masjid Imam Bonjol dan mushola pribadi yang berada di pinggiran sungai belakang makam. Tempatnya agak menurun, mushola berupa ruangan sederhana seluas 3 X 3 mtera-an dibawah pepohonan bambu. Untuk sholat beliau menggunakan batu yang berfungsi sebagai sajadah alam.


Masjid Koutubiyyah (atas) & Masjid Hassan II Casablanca (bawah)

Penyebaran siar Islam ke benua Afrika terjadi sejak jaman Rasulullah dan dilanjutkan oleh para sahabat. Salah negara di belahan barat Afrika yaitu Maroko. Masjid Hasan II di Casablanca dan masjid Jami’ Al-Kutubiyah di Marakesh. Keunikan masjid ini keduanya mempunyai menara berbentuk kotak menjulang tinggi. Masjid Kutubiyah yang dibanguna pada abad 12 pada masa pemerintahan dinasti Al Mowahiddun mempunyai tinggi 77 meter dan hanya dapat dimasuki oleh umat Islam, sehingga para pengunjung yang beragama lain dilarang memasuki menara agung ini.

Salah satu hal menarik lainnya dari menara ini adalah di puncak menara terdapat hiasan berbentuk bola yang terbuat dari emas asli. Kota itu dibangun pada 1062 M oleh Yusuf bin Tasyfin dari Dinasti Al-Murabitun. Dinasti itu merebut Maroko setelah kekuasaan Dinasti Fatimiyah di negeri itu tumbang.  Kota ini merupakan kota terbesar kedua di Maroko setelah Casablanca dan dipilih sebagai pusat pemerintahannya yang jauh dari gunung dan sungai serta berada di kawasan yang netral di antara dua suku yang bersaing untuk meraih kehormatan untuk menjadi tuan rumah di ibu kota baru itu. Di ibukota Maroko, Casablanca, berdiri masjid megah yang dibangun tahun 1980 oleh Raja Hassan, dinamakan dengan masjid Hassan II. Dengan ketinggian menara 210 meter dengan kapasitas jamaah 25.000 di dalam dan 80.000 di pelataran, masjid ini disebut-sebut sebagai masjid kedua terbesar setelah Masjidil Haram.  Dengan desain bangunan menjorok ke Samudra Atlantik membuatnya terlihat seakan akan berada di tengah laut layaknya sebuah masjid yang benar benar terapung. Tak salah bila kemudian masjid ini mendapat julukan sebagai masjid terapung terbesar di dunia sekaligus sebagai icon kota Casablanca





Masih di benua yang sama, Afrika, Mesir memliki sejarah yang panjang karena keberadaannya sudah ada sejak 5000 tahun Sebelum Masehi yang lalu. Nabi Musa AS yang hidup di jaman Fir’aun, anak angkat sekaligus musuh secara akidah, sampai saat ini masih bisa disaksikan keberadaan peradaban bangsa Mesir antara lain piramid, sphix, mummy, eshopagus dan lain-lain https://inendri.blogspot.com/2019/10/jelajah-jejak-rasul-mesir-2.html

Masjid Amr bin Ash, Kairo, Mesir (2019)
Islam masuk ke Mesir pada abad 7 ketika Khalifah Umar bin Khatab memerintahkan Amr bin As membawa pasukan tentara Islam untuk mendudukinya. Setelah menduduki Mesir, Amr bin As menjadi amir (gubernur) di sana (632-660) dan menjadikan Fustahth (dekat Kairo) sebagai pusat pemerintahan. Salah satu peninggalan khalifah adalah masjid Amr bin Ash yang dibangun di lokasi yang saat berdiri megah bangunan yang sudah beberapa kali restorasi dari dinasti ke dinasti. Keistimewaan masjid ini adalah hampir semua ulama besar dari kalangan sahabat, tabiin dan tabiit tabiin kalau taklim selalu di lakukan di masjid ini. Termasuk Imam Syafi'i, taklimnya juga digelar di masjid ini karena tabarrukan dengan ngajinya para sahabat dan guru-gurunya. 
Masjid Al Azar, Kairo (2019)

Selain masjid Amr bin Ash, masih di kota Kairo, terdapat masjid yang tidak bisa lepas dari adanya perguruan tinggi Al Azar. Dibangun pada masa khalifah Abu AL-Masur Nizas Al-Azis pada dinas Fatimiah pada tahun 975-996. Kemashuran universitas ini tak diragukan lagi, banyak sekali mahasiswa Indonesia yang menempuh pelajaran ini, informasi yang kami terima pada tahun 2019 ada sekitar 2000 mahasiswa Indonesia yang sedang belajar Islam di universitas tersebut



Fungsi Masjid. Masjid Nabawi di Madinah telah menjabarkan fungsinya  sehingga
Masjid Al Noor, Hanoi (2012)
lahir  peranan  masjid  yang  beraneka ragam. Sejarah mencatat tidak kurang dari sepuluh peranan yang telah diemban oleh Masjid Nabawi, yaitu sebagai: tempat ibadah (shalat, zikir), tempat konsultasi dan komunikasi (masalah ekonomi-sosial budaya), tempat pendidikan, tempat santunan sosial, tempat latihan militer dan persiapan alat-alatnya, tempat pengobatan para korban perang, tempat perdamaian dan pengadilan sengketa, aula dan tempat menerima tamu, tempat menawan tahanan, dan pusat penerangan atau pembelaan agama. Saat ini banyak masjid yang memperkaya fungsi masjid tidak hanya sebagai kegiatan ritual saja tetapi mencoba meniru fungsi masjid seperti halnya fungsi masjid pada jaman Rasulullah, misalnya masjid Jogokaryan di Yogyakarta.

Masjid Jami, Amman, Jordania (2016)
Infrastruktur. Untuk memenuhi fungsi ideal suatu masjid berdasarkan Muktamar Risalatul Masjid di Makkah  pada  1975, disepakati bahwa suatu masjid baru dapat dikatakan berperan secara baik apabila memiliki ruangan, dan peralatan yang memadai yaitu tersedianya (1) ruang shalat yang memenuhi syarat-syarat kesehatan, (2) ruang-ruang  khusus wanita yang memungkinkan mereka keluar masuk tanpa bercampur dengan pria baik digunakan untuk shalat, maupun untuk Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK), (3)ruang pertemuan dan perpustakaan, (4)ruang   poliklinik,   dan   ruang  untuk  memandikan  dan mengkafankan mayat, (5) ruang bermain, berolahraga, dan berlatih bagi remaja.  Semua hal di atas  harus  diwarnai  oleh  kesederhanaan  fisik bangunan,  namun  harus  tetap  menunjang peranan masjid ideal termaktub.
 
Masjid Kampus UGM, Yogyakarta (2013)
Hal terakhir ini  perlu  mendapat  perhatian,  karena  menurut pengamatan  sementara  pakar,  sejarah kaum Muslim menunjukkan bahwa   perhatian   yang   berlebihan   terhadap   nilai-nilai arsitektur  dan  estetika  suatu masjid sering ditandai dengan kedangkalan, kekurangan, bahkan kelumpuhannya dalam  pemenuhan fungsi-fungsinya.  Seakan-akan  nilai  arsitektur dan estetika dijadikan  kompensasi  untuk  menutup-nutupi  kekurangan  atau kelumpuhan tersebut.

Masjid Baiturohman, Bumiaji, Batu Malang, 2019
Masjid Nurul HIdayah, Kupang, 2017


Masjid Ephesus, Izmir, Turki (2018)
Masjid Pusdai, Bandung (2019)
Masjid Salman Al Farisi, Malang, 2019


Masjid Nurul Huda, Sumbawa Besar, NTB (2013)


Masjid di Goreme, Turki (2014)




Masjid Pasar Cawang, Jakarta, 2014

Mushola Museum Amri Yahya, Gampingan, Yogyakarta (2019)
Masjid Muhajirin, Pontianak
Masjid Raya Singkawang 










Sebagian diambil dari :
4.Hakikat Masjid, Nasarudin Umar, Prod. DR., Republika, 20 Ferbruari 2020
5.WAWASAN AL-QURAN,Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat
Dr. M. Quraish Shihab, M.A. Penerbit Mizan

Tidak ada komentar: