Senin, 18 Oktober 2010

Haji(3) Armina

Musdalifah

Menunggu Bus Musdalifah ke Mina

Musdalifah adalah suatu tempat terbuka antara Arafah ke Mina. Jamaah diturunkan di sini diberi kesempatan untuk mengambil kerikil batu untuk digunakan melempar jumroh di Mina. Musdalifah merupakan tempat terbuka tidak ada pohon untuk bernaung.Angin berhembus cukup kencang. Sistem pengantaran dan penjemputan bus menggunakan jalur/pintu yang berbeda.Sambil menunggu bus jemputan untuk mengantar ke Mina, jamaah bisa istirahat berselimutkan ihram sambil memandang bintang-bintang di langit. Indah....
Terowongan Timur Mina

Mina.
Padang Mina

Mina, merupakan tempat perkemahan terbesar di dunia yang pernah ada. Berbeda dengan di Arafah, di Mina pembangunan tenda-tenda dibuat agak permanen.Tenda-tenda warna putih terbuat dari bahan anti api berjejer rapi membentuk suatu perkampungan raksasa. Penomoran blok-blok tenda berdasarkan nomor maktab yang ada di Mekkah. Di beberapa tempat strategis dipasang peta yang menunjukkan posisi kita berada, posisi melempar jumroh, posisi terowongan dan lain-lain.
Maktab 58 Mina
AC dan karpet melengkapi setiap tenda. Kamar mandi berjejer tidak jauh dari tenda. Salah satu kekurangan barangkali masalah kebersihan.
Jadup (jatah hidup) selama di Mina


Maklum jamaah kita tidak disiplin dalam hal kebersihan. Sampah bertebaran di mana-mana,walaupun petugas cleaning servise selalu stand by. Makanan (jadup=jatah hidup) dan konsumsi disediakan oleh catering. Warung dadakan juga tersedia.
Peta Petunjuk Mina

Maktab 58 terletak di ujung utara komplek Mina. Sedangkan Jumroh terletak 3 km-an dari maktab kita ke arah barat. Satu tenda dihuni lebih kurang 10 pasutri. Di atas bukit banyak dijumpai jamaah dari negara lain yang mendirikan tenda warna-warni. Pakaian ihram sudah digunakan selama 2 hari. Sebelum melempat jumroh pakaian ihram tidak boleh dilepas/diganti. Pada hari kedua pagi hari jam 06.00 giliran maktab kami untuk pergi untuk melempar jumroh.


Informasi tentang situasi di sekitar jumroh sangat penting bagi rombongan jamaah yang akan melakukan pelemparan jumroh.
Di Bukit pun untuk Bertenda

Dihindari melempar jumroh pada saat ramai. Biasanya petugas memberi informasi dan situasi di sekitar jumroh.Waktu yang sudah ditentukan sudah dekat, seluruh jamaah sudah siap untuk menuju ke jumroh.Jumroh adalah penanda berupa tugu yang merupakan simbol dari setan yang menggoda Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim-ibunda nabi Ismail.Melempar dengan batu kerikil (yang diambil di Musdalifah) ke arah tiga jumroh, yaitu Aqobah, A'la dan Wustha. Setiap jumrohdilempar sebanyak tujuh kali.


Jumroh Wustha

Kini, jumroh mengalami perubahan bentuk dan desain. Jumroh dibangun dalam bentuk pipih tinggi memanjang (dulu segi lima kurus). Disediakan jalan layang sepanjang ketiga jumroh. Dengan demikian diharapkan tidak ada lagi jamaah yang berdesak-desakan. Setelah melempar jumroh jamaah diperbolehkan melepas kain ihram. Beberapa jamaah mencukur rambut sampai licin.
Dengan berakhirnya melempar jumroh jamaah akan meninggalkan padang Mina untuk kembali lagi ke Mekkah. Sambil menunggu tawaf Wadha, tawaf perpisahan sebelum meninggalkan kota suci Mekkah,jamaah kembali ke maktab. Tawaf wadha dilakukan tanpa ihram.
Masjid Apung Laut Merah

Tidak ada komentar: