Sabtu, 30 Oktober 2010

30 tahun......so what ?

30...80....
Didedikasikan untuk sobat sesama alumni SMA Negeri 3 Malang dan Jurusan Teknik Geodesi FT UGM Angkatan 80.




30 tahun, waktu yang relatif cukup lama tergantung dari mana kita memandang. Dari segi usia kita yang dibatasi waktu normal, misalnya contoh usia nabi Muhamad saw yaitu 63 tahun,maka usia 30 tahun merupakan separuh dari perjalanan hidup manusia di dunia yang fana ini. Artinya usia kita di dunia ini hanya bersisa 30 tahun lagi. Namun bagi kita, generasi 80, 30 tahun bukan usia kita. Tetapi bagian dari usia yang telah kita jalani.30 tahun yang lalu kita meninggalkan bangku sekolah menengah atas, masa pencarian identitas diri. Juga, 30 tahun yang lalu juga kita memasuki bangku kuliah, gerbang kehidupan yang lebih mandiri dalam berpikir dalam memaknai untuk apa sebenarnya kita ini dihidupkan olehNya. Artinya, kalau 30 tahun yang lalu usia kita 20 tahun, berarti jatah hidup kita sebenarnya tinggal 10 tahun. Itupun kalau Tuhan sebagai pemilik nafas manusia tidak menariknya sebelum waktu tersebut.

Alumni Angkatan 80 SMA Negeri 3 Malang


Sejarah, statistik, biologi,kimia, fisika... adalah sebagian dari mata pelajaran yang menjadi santapan mingguan selama hampir tiga tahun. Bahkan pada masa itu, tahun 1979an, karena kebijakan pemerintah pergantian masa pelajaran, kita mengalamainya selama 3,5 tahun.
Triangulasi Udara, Filsafat Hukum, Mekanika Elektrikal, Least Square Adjusment, Nutrisi Tanaman,..... merupakan sebagian mata kuliah wajib yang memadati konsentrasi dan pikiran selama hampir lima tahun di bangku perguruan tinggi.

Bu Jarwati, pak Tiyoso, bu Darwati, pak Soleh, pak Bambang adalah sebagian dari pendidik-pendidik kita yang dengan segala dedikasi dan penuh keikhlasan mentransfer ilmunya kepada murid-muridnya.
Pak Ir Aryono, bu Dr Tyas, pak Dr Nuh, bu Nurpati juga merupakan sebagian dari dosen-dosen yang dengan keterbatasan waktu nya, kadang-kadang, memberikan pencerahan tentang kekuatan struktur suatu bangunan, betapa rumitnya penentuan posisi bintang Ursa di jagad raya, bagaimana kriteria tentang keadilan yang dikaitkan dengan moral dan norma yang berlandaskan HAM dan sebagainya, dan sebagainya.

Raport merah, nilai E, ngantuk di kelas, nyontek dari bangku kusam di kelas, "silahkan ngobrol di luar", perintah pak guru/dosen....merupakan sebagian dari dinamika dan tragedi selama masa-masa sekolah dan kuliah.
Nilai B, naik kelas, treking bareng ke gunung Bromo, makan rujak cingur, ke perpustakaan mengerjakan tugas, latihan nyanyi, tuku balok (?).... merupakan bagian dari segumpal keindahan yang kadang-kadang kita meinginginkan di recycle kembali.

Umur semakin berumur, tua menjadi bangka, usia menggerogoti fisik kita. Adakah terlintas di benak kita masing-masing, sudah bermaknakah hidup kita untuk sekeliling kita.Tidakkah apa yang kita lakukan adakalanya menyakiti sekeliling kita.Masih adakah rasa syirik terpendam di qalbu kita, bahwa keberadaan Allah swt di sekeliling kita yang menyebabkan hidup di fana menjadi sangat berarti. Keikhlasan tanpa sarat, tanpa pamrih, tanpa prasangka, tanpa tendensi, tanpa melihat siapa dia.

Sejenak kita mengingat pelajaran matematika. Dalam sehari kita hidup selama 1 jam atau 60 menit. Apabila aktifitas kita seharian kita gruping sesuai dengan waktu, secara umum akan mendapatkan data sebagai berikut :
-tidur selama 8 jam atau 480 menit
-kerja rutin (kantoran) selama 8 jam atau 480 menit
-makan, minum, camilan dll selama 3 jam atau 180 menit
-sholat wajib (bagi muslim) selama 1 2/3 jam atau 100 menit
-mobilisasi (ke-dari kantor, di lingkungan kantor-rumah, dinas ke luar kota/negeri) selama 3 jam atau 180 menit.
Artinya dalam seharian kita hanya menyiapkan waktu khusus selama kurang dari 10% dari waktu yang ada untuk berkomunikasi dengan Sang Pencipta. Itupun dalam beribadah belum tentu konsentrasi 100% ditujukan kepadaNya.

Lantas, apa yang sudah hasilkan dengan pencapaian yang selama ini kita banggakan ?
Jawabnya ada di qalbu kita masing-masing yang paling dalam.

Alumni Kelas 3 Ipa 2 SMAN 3 Malang

SMA Negeri 3 Malang, Jl Sulan Agung
Giman Aik
Dalam rangka mengenang masa-masa selama di SMA Negei 3 Malang, Pujon (Jakarta), Levi (Malang) dan Bagus(Jakarta, sebagai Ketua Panpel) menyelenggarakan acara kumpul bersama pada tanggal 30 Oktober 2010 di halaman sekolah. Menurut data yang ada terdapat +/- 450 alumni yang saat ini tersebar di seluruh pelosok tanah air dan beberapa mengais rezeki di manca negara. Antara lain Chandra (ipa4), Munir(Ips2) dan lain. Malam keakraban berlangsung cukup meriah dan dihadiri +/- 200an alumni, beberapa mantan guru sempat menghadiri perhelatan, antara lain bapak Soleh(biologi), bpk. Jimat (fisika), bpk Johan(aljabar), bu Mastuti(Genetika), bu Rosalia(sejarah), bu Zaenab(bahasa), bpk Tiyoso(gambar), bu Rukmini(kimia), bu Yutadi(fisika) dan tentu saja, kepala sekolah saat ini, bu Retno. Pemandu acara Hari Giman dan Eko dengan gaya konyol dan kocak; menggiring suasana menjadi lebih segar dan berkesan. Dan yang tak kalah penting adalah penggalangan dana secara spontanitas sebagai rasa solidaritas saudara-saudara se tanah air yang ditimpa bencana alam di Wasior, Mentawai dan Merapi. Terkumpul dana Rp.13.500.000,00 dan langsung diserahkan kepada dr. Lucky Cahyono (ipa1) yang kebetulan berdinas di Pusat Penanggulan Bencana Departemen Kesehatan.
Bravo dan selamat berkarya sesuai dengan kemampuan di masing-masing bidang.

Tidak ada komentar: