Sabtu, 16 Oktober 2010

Jakarta Blues Festival.

Musik blues tergolong musik yang langka penggemar. Padahal kalau dicermati dan diresapi dengan konsentrasi penuh terdapat suatu keunikan tersendiri, yang bisa jadi, merupakan keunggulan dari musik itu. Dalam kondisi tertentu terasa ada lengkingan yang kadangkala berirama bak laksana irama padang pasir. Baik melalui suara penyanyinya maupun petikan dan gesekan lead guitar yang merupakan suara yang dominan. Gesekan dengan alat khusus berupa logam ke ujung senar yang sedang dipetik memberikan efek suara yang mendayu-dayu. Boleh jadi ini merupakan pengajawantahan dari kondisi sosial dari pertama kali musik ini diperdengarkan.


Ana Popovic(Yugoslavi
Musik blues dikenal berasal dari AS, yaitu masyarakat kulit hitam yang konon berasal dari Afrika Barat yang didatangkan sebagai budak dan pekerja kebun. Tema yang diusung dalam lagu-lagu blues pada mulanya adalah spiritual dan pujian.
Penggunaan drum dilarang oleh penguasa karena akan dianggap sebagai simbol pemberontakan. Sebagai gantinya digunakan musik gesek yang banyak digunakan untuk mengiringi musik khas timur tengah. Ada hal yang menarik hubungan antara musik blues yang diklaim sebagai musik kaum tertindas dari AS dengan tradisi muslim yang melantunkan azan sebelum melakukan ibadah sholat. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Prof. Kubic di bukunya, Africa and  the Blues, menyatakan hubungan antara musik blues dengan peradaban Islam di Afrika. Secara akademis Prof membuktikannya, “Gaya vokal kebanyakan penyanyi Blues menggunakan melisma, intonasi bergelombang. Gaya vokal seperti itu merupakan peninggalam masyarakat di Afrika Barat yang telah melakukan kontak dengan dunia Islam sejak abad ke-7 dan 8 M,” paparnya. Melisma menggunakan banyak nada dalam satu suku kata.Sedangkan, intonasi bergelombang merupakan rentetan yang beralih dari mayor ke skala minor dan kembali lagi. Hal itu sangat umum digunakan saat kaum Muslim melantunkan adzan dan membaca Alquran. Dengan fakta itu, papar Prof Kubik, para peneliti musik seharusnya mengakui bahwa Blues berakar dari tradisi Islam yang berkembang di Afrika Barat. http://makalah-artikel-online.blogspot.com/2009/05/sejarah-musik-blues.html

Soulmate (India)
Kembali ke JBF, yang kali adalah penyelenggaraan yang ke-3. Tujuh grup blues dari beberapa negara dan lebih dari 15 grup dari dalam negeri meramaikan acara ini.  Solumate(India), Ana Popovic (Yugoslavia), Kara Grainger (Sidney), Gary Clark Jr (AS), Matt Scholfield (UK) merupakan pentolan-pentolan musik blues dari luar negeri. Sementara dari dalam negeri tampil Gugun Blues Shelter, S.I.G.I.T, Ina Blues Bandung dan lain-lain. Selain itu tampil Opie and BOP yang tidak nge-blues sebagai unsur penarik festival. Suatu hal yang menarik adalah Panitia tahu betul ternyata musik blues masa kini mempunyai akar yang kuat sekali dengan unsur -unsur religius dengan umat muslim dari Timur Tengah - Afrika Barat. Sehingga, susunan acara direncanakan sedemikian rupa pada saat waktu magrib, Panitia mengingatkan bahwa penonton dipersilahkan sholat magrib di mushola yang sudah tersedia.
Pagelaran yang dilaksanakan selama dua hari, 15-16 Oktober 2010, dilaksnakan di Istoran Senayan dan halaman sekitarnya. Walaupun tergolong murah tiket masuk, toh penonton tidak terlalu banyak (jika dibandingkan dengan Java Jazz).

Tidak ada komentar: