Rabu, 07 Juli 2010

Europe Tour [3].cordoba.granada

Mesquite-Cathedral de Cordoba

Hari ke-6.Cordoba adalah ibukota propinsi Cordoba,yang terletak di daratan tengah Spanyol. Penginapan sederhana sekali, satu kamar terdiri dari 6-8 kamar tidur kecil, dan beberapa orang turis backpaker dari Yunani (setelah melihat dari plat mobilnya). Karena sederhananya, heater water tidak tersedia. Terpaksa mandi pagi berdingin-dingin ria.



Jembatan di depan Masjid Cordoba
Masjid Cordoba dari Jembatan


Ingatan masa-masa SMP jadi terngiang kembali. Bu Wulan, guru sejarah SMPN 3 Malang, yang mengajarkan tentang sejarah dunia tentang masjid Cordoba yang sangat mashyur pada pada pemerintahan Islam di Spanyol pada abad-abad pertengahan. Nah....inilah tempatnya. Siapa sangka ?

Salah Satu Sudut Kota Cordoba

Mesquita-Catedral de Cordoba. Ikon yang selalu menjadi tujuan wisata utama. Semula pembangunan adalah untuk gereja (dinamakan gereja St.Vincent) pada awal abad 6. Setelah Kekaisan Damaskus (bani Umayah) berkuasa di Spanyol, pimpinan pada saat itu, Emir Ar-Rahman, membeli gereja dan membangun kembali dan sekaligus merubah fungsinya menjadi masjid. Pembangunan dilakukan selama 200 tahun. Kejayaan Islam tampak di sini dengan arsitek bangunan yang indah dengan gaya timur tengah. Abad 12 awal mulai kepudaran kepemimpinan Islam dan ditaklukannya oleh bangsa Nasrani. Oleh Raja Ferdinant III masjid dirubah fungsi menjadi gereja kembali. Di dalam bangunan masih dijumpai tulisan ayat-ayat Al Qur'an di dinding-dinding dan diletakan grand piano di tengah mimbar. Interior dalam katedral mempunyai kemiripan dengan masjid Nabawi. Tiang-tiang penyangga bangunan yang dihubungan dengan bagian melengkung setengah lingkaran. Pada bagian ini diberi warna dengan garis coklat terakota dan krem berselang-seling. Mengagumkan. Tidak ada aktifitas keagamaan di dalam, hanya beberapa tukang sibuk merenovasi beberapa bagian yang harus diperbaiki. Di depan masjid-katedral terhampar sungai Guadalquvir dan jembatan dari bata yang membentang di ujung pintu masuk katedral. Sayang sekali tidak ada air yang mengalir di sungai tersebut. Tidak jelas kenapa ? Mungkin pas lagi summer ?

Istirahat dan Makan Siang



Dua jam untuk mengetahui keindahan dan kejayaan Islam di masjid cukuplah sudah. Kami harus segera meluncur lagi ke Granada, melewati Sevilla yang semalam hanya diintip sebentar.
Kali ini sempat beli makanan ala spanyol dan dibawa untuk di makan di jalan saja, ngirit waktu. Tengah hari di bawah terik matahari dalam perjalanan, rehat sejenak untuk makan siang di bawah pohon rindang. Tanah terhampar gersang dan di kejauhan terlihat pegunungan berbatu-batu merupakan bagian dari pegunungan Siera Morena.
Sevilla di siang hari lebih indah, bangunan yang terkenal adalah katedral Sevilla. Andong dengan roda empat tampak melintas di jalan-jalan yang membawa turis. Mirip dengan andong yang ada di Yogyakarta.

Katedral


Seperti biasa untuk menikmati suasana kota lebih afdol kalau jalan kaki. Sekali lagi, landmark yang paling berkesan adalah aneka rupa jembatan yang melintas di sungai Guadalquivir (bersumber dari Cordoba), puente de Isabel yang klasik menawan dengan warna kuning keemasan atau Alamillo Bridge yang terkesan modern dan futuristik. Bangunan rata-rata bangunan lama dan klasik. Beberapa perkantoran ditandai dengan adanya bendera negara dan bendera propinsi dan dijaga oleh 1-2 orang.
Tepat 14.30 se-usai waktu sholat Dhuhur, harus segera meninggalkan kota Sevilla untuk mengejar malam hari di Granada (berjarak +/- 350 km-an). Dengan kondisi mobil yang safe dan sopir yang safe juga, menjelang malam hari, kami sudah memasuki kota Granada.

Andong


Hari ke-7.Granada.
Malam hari merupakan waktu yang khusus diluangkan untuk istirahat bagi para backpaker yang berkendara sendiri.

Gedung Pemerintahan


Selain untuk menjaga stamina, tidak ada yang istimewa yan harus dinikmati pada malam hari.
Sarapan pagi disediakan oleh penginapan, menu sederhana. Yang penting ada ganjal perut untuk perjalanan dan tahan sampai menjelang makan siang.

Murid SD di Istana Granada

Ipranto, Endri, Kalveyn


salah Satu Sisi Istana Granada


Hall di Istana Granada

Obyek yang tak kalah terkenal dan juga mengingatkan saya pada bu Wulan, guru sejarah SMP, adalah istana Alhambra. Menurut sejarah-nya istana dibangun pada abad 9 pada masa dinasti Nasrid.
Karena adanya perubahan penguasa, terjadi banyak perubahan atau tambahan konstruksi bangunan, dan pengaruh desain sangat kuat sekali. Pengaruh timur tengah, kebudayaan bangsa Moorish, Eropa, menyatu dalam berbagai bagian bangunan. Terletak agak bagian lembah sehingga harus jalan kaki cukup jauh dari pelataran parkir kendaraan. Berdiri pada area seluas 14,2 ha, warna merah dominan mereflesikan bahan bangunan yang terbuat dari red clay. Banyak turis yang sedang berkunjung ke lokasi, tapi anehnya turisnya opa-oma dan anak-anak sekolah. Yang muda-muda hanya kami ini saja.
Menjelang tengah siang perjalanan harus berlanjut. Tujuan selanjutnya adalah Lorca-Murcia-Alicante-Valencia dengan jarak +/- 450 km. Berangkat jam 9.30 diharapkan sore hari sudah bisa masuk kota Valencia.

Plaza de Toro, Valencia

Valencia terletak di pantai selatan Spanyol. Kota tua yang ditemukan oleh bangsa Romawi pada tahun 137 SM. Sama cantiknya dengan kota Sevilla. Selain stadion sepakbola, salah satu atraksi yang terkenal adalah matador, dengan stadion yang tak kalah megah dengan stadion sepakbola. Sayang tidak ada pertunjukkan pada saat itu, sehingga suasana lengang. Tapi cukup memberi kesan yang mendalam bagaimana seorang matador berhadapan dengan seekor banteng dan ditonton oleh puluhan ribu orang. Uniknya, walau tidak ada show matador, stadion tetap menarik untuk dijadikan obyek wisata. Dengan membayar 10 pesos, pengunjung akan diajak untuk melihat-lihat ruang ganti matador sebelum berlaga, sepanjang lorong dipasang legenda matador dari masa ke masa lengkap dengan pakaian kebesaran.



Matador Lambang Kejantanan
Stadion Matador, Valencia

Pada tempat-tempat fasilitas umum yang terbuka, selalu dipasang patung dengan berbagai aneka desain. Patung matador setinggi dua meter, patung seorang penginjil dan lain-lain.

Suasana Perkebunan di Luar Kota Valencia

Perjalanan harus dilanjutkan menuju kota selanjutnya, Barca, Barcelona. Rute yang ditempuh Castelon de la Plana-Tarragona- Barcelona. Sepanjang perjalanan banyak melewati hamparan kebun-kebun gandum dan satu-dua rumah yang berdiri di tengahnya. Berhenti sejenak di salah satu rest area yang terbuka tidak ada peneduh menjelang magrib, asyiik juga. Sunset di tengah padang luas savana, sekali-kali truk besar dengan lampu kota menyala melintas mendekat, membesar, dan menghilang seolah-olah ditelan bumi yang tampak melengkung, karena efek bumi berbentuk bulat.
Akhirnya ...Barcelona sampai juga ketika waktu menunjukkan jam 22.30. Jalanan sudah mulai lengang. Dengan berbekal alamat youth hostel dan peta kota Barcelona, Calveyn mencoba menyusuri jalan, mencoba mempelototi nomor rumah/ flat yang berurutan. Kurang beruntung, penginapan yang dimaksud tutup, tidak jelas tutup karena sudah penuh atau penjaganya tidak ada di tempat. Dengan langkah gontai mencoba mencari tempat penginapan yang lain. Mampir ke pom bensin, kemungkinan terjelek numpang tidur di rest area-nya. Secara iseng-iseng tanya kepada penjaganya, apakah ada penginapan di sekitar sini. Sayangnya beliaunya tidak mengerti bahasa Inggris, sedangkan diantara kami nggak ada yang bisa bahasa Spanyol. Untungnya ada seorang staf yang , kelihatanya, imigran Aljazair, fasih bahasa Inggris. Basa-basi sebentar, dia menjelaskan kalau di lantai dua pom bensin tersedia penginapan. Namanya untung nggak kemana-mana ya.... Kamar tidur, kamar mandi cukup bersih. Hampir jam 12.00 kami sudah mendengkur.

Tidak ada komentar: