Rabu, 28 Juli 2010

Sidney in a Minute.


Dalam suatu kesempatan untuk mengikuti FIG, Ikatan Surveyor Internasional, di Sidney pada tanggal 12-19 April 2010 yang lalu, kami sempatkan untukmengunjungi beberapa tempat wisata favorit . Sidney, ibukota negara New South Wales, berpenduduk 4 juta. Kota multi etnis dengan berbagai imigran dari seluruh penjuru dunia, hampir semua ada di sini. Yang paling mudah di identifikasi adalah keberadaan rumah makan khas dari berbagai penjuru dunia, Kazhakstan, Portugis, Nepal, Vietnam, Korea  dan lain-lain. Tentu saja pemilik atau pegawai dari restoran tersebut ada yang berasal dari asal negara makanan yang dijual. Konon Gubenur NSW yang sekarang, Ms. Marie Bashir, adalah imigran dari Lebanon.

1.  Sidney Opera House. Mungkin tidak ada orang yang tidak tahu bahwa Sidney Opera
Opera Haouse - Pandangan dari Circular Quay
House merupakan ikon-nya kota Sidney. Walaupun dibangun baru pada pertengahan abad 20, karena ke-spektakuler-an desain bangunan, bangunan ini lebih populer dibandingkan tempat yang lain, Harbour Bridge misalnya.
Harbour Bridge dari Sidney Opera House
Suatu kebanggaan tersendiri bagi para seniman dunia untuk dapat tampil di tempat ini. Musisi Indonesia 
yang bisa tampil di tempat baru beberapa, diantaranya Adie MS, Jayasuprana.

Gedung Utama
Pandangan dari Pintu barat Royal Garden
Macquirre Point
Di desain oleh arsitek  Jan Utzon, warga negara Denmark, setelah memenangi lomba yang diikuti oleh para arsitek kaliber dunia. Ide desain bangunan ini adalah tempurung/ rumah keong yang banyak dijumpai di pantai Sidney -Sidney merupakan kota pelabuhan paling sibuk di Australia-. Yaitu dengan mencukil secara melintang dari atas tempurung menjadi empat  dan meletakkan di beberapa tempat yang bersebelahan.  Jadilah empat bangunan berbentuk cukilan tempurung keong dengan bentuk dan arah yang berbeda-beda. Artistik. 
Ruang pertunjukkan terdiri dari 3 bangunan dengan kapasitas yang berbeda. Jadwal pertunjukan sudah disusun beberapa bulan sebelumnya. Konon dalam setahun sebanyak 3000 pertunjukan di lakukan dan disaksikan 2 juta-an pengunjung. Penjualan e-ticket dan sinopsis musisi yang akan tampil dengan mudah dapat di akses di www.sidneyoperahouse.com.
Agenda Pertunjukan
Bahkan petunjukkan ini menjadi paket wisata yang dikemas rapi dan menarik.     Bersebelahan dengan Sidney Opera House membentang luas Royal Botanical Garden. Taman seluas 30 ha dan gratis. Yang menarik adalah terlihat seorang petugas dengan berbekal notebook mencatat secara langsung kondisi pohon secara online. Salah satu yang menjadi tempat favorit untuk foto-foto dengan latar belakang gedung opera adalah Mrs. Macquirres Point.
Royal Botanical Garden (30 ha)
2. The Rock.
Harbour Bridge
Kapal pesiar Rhapsody of the Sea
Circular Quay adalah dermaga tempat kapal ferry siap mengantar wisatawan untuk menikmati sidney dari perairan. Di sisi yang lain digunakan sebagai tambatan kapal pesiar antar samudra. Berseberangan dengan pelabuhan kapal samudra adalah tempat wisata sejarah, the Rock.  Sidney Opera House juga sehamparan dengan tempat ini.
Pada saat itu sedang kapal pesiar Rhapsody of the Seas. Kapal pesiar ukuran jumbo dengan panjang x lebar 150 x 50 meter-an, bertingkat 8 .

Dilengkap dengan 20-an kapal sekoci menggantung di kanan kiri kapal untuk keperluan accident. Tampaknya kapal akan mulai perjalananya ke samudra Pasifik.
Circular Quay in the night

Harbour Bridge in the night
The Rock Map
Beberapa penumpang sudah mulai memasukkan koper dan barang lain ke dalam bagasi kapal.  Berdiri  dari menara pelabuhan tampak beberapa fasilitas outdoor kapal pesiar, antara kolam lain renang, olahraga panjat tebing dan lain-lain. 
Bangunan desain kuno dengan gaya Gothic tampak menonjol di sekitar Circular Quay. Walaupun ketinggian bangunan terlalu rendah dibandingkan bangunan modern lain, tetapi bangunan tersebut mempunyai nilai historis yang sangat berharga.  The Rock, tempat bersejarah bagi bangsa Australia, tempat ini pertama bangsa Eropa menginjakkan kakinya dan mengubah bumi peradaban bangsa asli Aborigin.
Jembatan Harbour berdiri megah menghubungkan daratan Sidney bagian utara dan selatan, yang dipisahkan oleh teluk Sidney. Bangunan antik klasik yang terbuat dari baja dengan warna hitam tampak kekar dan angker.  Keunikan dari wisata di jembatan ini adalah Bridge Climb. Pengunjung diuji nyalinya untuk menaiki
puncak jembatan setinggi 130 meter menyusuri lengkungan jembatan. Selain ditemani instruktur yang handal berpengalaman, tidak semua turis diperbolehkan mengikuti tour ini. Hanya turis yang lolos seleksi kesehatan dan tidak mempunyai penyakit bawaan yang diijinkan. Dengan membayar Aus$130 kita akan diuji nyalinya untuk melihat kota Sidney dari sisi yang lain.

3. Katoomba – Blue Mountain-Bondi. Secara tidak sengaja rombongan kami bertemu seseorang yang berwajah melayu di salah satu pusat perbelanjaan di jalan dekat hotel Hilton. Kenalan dan persapaan merupakan satu hal yang harus dilakukan untuk bisa mengenal lebih dekat situasi di Sidney. Siapa tahu teman baru kita ini bisa membantu.  E..e.. nggak tahunya Arema juga, namanya Samsul.

Samsul Arema & Istri
Ki-Ka: Virgo,Endri,Irawan,Gunawan,Tamtomo
Arema yang kelahiran daerah Kota Lama di kota Malang ini sudah puluhan tahun merantau ke Sidney, malahan anak yang kedua lahir di negara Kanguru ini. Dan kebetulan lagi, beliau ini ber-bisnis di bidang transportasi.
Wuah kebetulan sekali. Pada hari ketiga kami di Sidney, mas Samsul dengan kendaraan Toyota-nya mengantar kami ke tempat wisata di luara kota. 




Sesuai dengan kesepakatan jam 08.00 kami berlima   (p Tamtomo, p Irawan, p Gunawan, p Virgo).....ada tambahan satu (p Hasanudin, dosen ITB)
Plasa Echo Point
mulai perjalanan.
Sesuai dengan saran mas Samsul, kami menuju ke Blue Mountain, ke arah kota Bathrust, arah barat  dari kota Sidney.
Menggunakan jalan raya no 32 (Great Western Hwy) Kondisi jalan ke luar kota mulus, walaupun bukan jalan tol. Semakin menjauh ke luar kota, lalu lintas kendaraan semakin jarang. Beberapa kali ketemu bus wisata. Di suatu tempat Woodford Bends, suatu rest area luas yang bisa digunakan untuk berkemah, kami berisitirahat untuk memberi kesempatan kepada para ahli hisab (smoker) untuk melepaskan hobinya.

Daratan Austalia merupakan batuan kering. Di beberapa wilayah mempunyai kesamaan tipe batuan. Demikian juga dengan Taman Nasional Blue Mountain (TNBM).  Adalah gugusan tebing-tebing curam dengan kenampakan batuan yang menonjol. Membentang sepanjang  puluhan kilometer. 
Echo point merupakan taman bagi para pengunjung sebelum menikmati indahnya TNBM. 
Gardu pandang Queen Elizabeth
Three Sisters in Katoomba
Gardu pandang di  Jamison Valley  dibangun di atas tebing yang sangat curam. Bangunan dua trap didesain sedemikian rupa sehingga memanjakan pengunjung untuk memandang  hamparan lembah hijau dan di kejauhan terbentang
tebing-tebing curam. Pada sisi sebelah kiri, terdapat 3 tebing curam yang menyerupai tiga sosok manusia. Three Sisters adalah julukan ketiga batuan tersebut. Konon, menurut legenda masyarakat, adalah 3 orang putri suku Katoomba yang jatuh cinta dengan 3 pemuda suku Nepean. Keturunan kedua suku tersebut dilarang untuk jatuh cinta, apalagi menikah.
Scenic World, Katoomba
Larangan dilanggar, pertempuran terjadi. Tetua suku Katoomba menyihir ke-3 wanita menjadi batu, dengan harapan setelah perang usai, batu tersebut akan dikembalikan menjadi 3 wanita seperti semula. Apa daya sang dukun terbunuh dalam pertempuran.  Sang wanitapun tetap menjadi batu.
Di seberang tampak obyek wisata lain, Scenic World.

Untuk menuju lokasi ini kami harus memutar. Scenic World adalah wisata pertambangan, khusus tambang batubara.   Lokasi tambang berada di bawah tebing curam sedalam 100-an meter. Untuk menuju ke lokasi, tersedia kereta  dengan atap terbuka dengan pelindung berupa kawat –kawat baja.

Dapat dimengerti karena kereta akan masuk kedalam bukit batu terjal dan tajam. Beberapa diorama dibangun untuk menggambarkan situasi dan kondisi yang terjadi saat itu. Kereta dorong yang berisi batubara warna hitam di atas rel. Di belakangnya tampak gua dengan penerangan yang temaram.  Jalan setapak berupa jembatan kayu dibangun menempel pada tebing.  Informasi dan data tentang  situasi pada saat itu memberi gambaran kepada pengunjung untuk  bisa merasakan suasananya.    Bagi pelancong yang gemar treking, tersedia jalur khusus jalan setapak dengan berbagai jalur dan informasi yang lengkap tentang tingkat kesulitan -nya. Di ujung jalan telah menunggu kereta gantung dengan kapasitas lebih besar dan lebih modern untuk mengantar pengunjung naik ke atas.
Bondi beach
Bondi beach
Obyek selanjutnya adalah pantai Bondi. Pantai di laut Tasmania yang terletak di barat kota Sidney.  Kota Bondi  dengan topografi yang tidak datar. Namun demikian pantai-nya tidak semuanya curam. Di salah satu teluk yang bernama Bondi Bay yang terletak di Queen Elizabeth Drive, merupakan pantai landai yang sangat indah. Bahkan Kuta di Bali tidak kalah indahnya.
Bondi beach
View from La-Perouze to Sidney Int.Airport
La Perouze gate
Heran...kenapa pantai-pantai di Bali dominan orang-orang Aussi, perasaan pantainya lebih bersih & indah.
La Perouse, lapangan golf papan atas di Sidney.  Sebagai golf-er amatir, p Irawan-pTamtomo-p Virgo, tidak meluangkan waktu untuk mencoba kesulitan di lapangan golf ini.
Mercusuar
Circle of Water
Dok tenggara
Musium Maritium
Darling Harbour view from Novotel Hot
Sayang sekali di hari yang sudah direncanakan lapangan tidak melayani tamu alias tutup. Waahh....
        
4. Darling Harbour. Tempat kongkow keluarga yang paling lapang dan lengkap fasilitasnya.  Hotel, restorant, convention centre, museum, taman dan yang
lain adalah beberapa contoh fasilitas yang tersedia di lokasi ini. Sidney Convention Centre adalah fasilitas konferensi yang lengkap dan modern, tempat
dimana kami melangsungkan kongres FIG. Museum maritim menyajikan berbagai jenis kapal yang bersandar di pelabuhan. Kapal selam, kapal perang,
kapal tradisional berjejer rapi. Pengunjung dipersilahkan masuk kedalam kapal , seorang guide lengkap dengan pakaian kelasi siap memandu pengunjung.
Di tengah taman berdiri megah mercu suar. Pengunjung boleh naik ke puncak mercusuar. Tentu saja pengunjung harus membayar Aus$ 5-10 per orang.
Restoran dengan berbagai aneka masakan, seafood, fastfood dan yang lain tersedia, sesuai dengan kantung. Bioskop 3 dimensi, 2 dimensi juga ada.
Tidak pingin apa2, dipersilahkan duduk-duduk di bangku yang banyak tersedia di sekeliling pelabuhan. Seniman jalanan dengan berbagai atraksi menarik,
menjadi pilihan lain. Toko berbagai perlengkapan, souvenir, sepatu, baju dengan berbagai merk dan harga tersedia di bangunan panjang berlantai dua,
di seberang hotel Novotel (tempat kami menginap). Lengkap.
Oh ya...dengan menumpang trem listrik, dua kali stop, kita dapat mengunjungi Paddys Market. Ini bukan grup-nya Paddys Cafe yang di Bali itu,

Sidney National Maritim Museum, Darling Harbour
tapi pasar murah untuk souvenir, sayur mayur dan warung makan. Berbagai souvenir khas negeri kanguru, digderido (alat musik suku aborigin),t-shirt-boomerang-lukisan-tas-dll, terjual dengan harga murah meriah. Maklum sebagian besar buatan China dan Indonesia...lho? Belakangan baru tahu, di suatu pameran kerajinan di Jakarta. Di salah satu stand dari Pemda Kab.Sumedang memajang alat musik digderido. Dan ternyata sudah dieksport ke Aussi. Nah lho. Di los belakang adalah pasar sayur dan buah-buahan. Seger dan ranum. Buah srikaya seberat 3 kilo dijual dengan harga Aus$7-8. Lumayan bisa untuk oleh-oleh istri tercinta, buah kesenangan.
Paddys Market

Tidak ada komentar: